Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Rindu Ayah

                 Sudah hampir 6 bulan ini, saya tak bertemu dengan ayah. Dan tepat di hari ini saat hujan sedang giatnya mengguyur Surabaya, saya rindu dengan ayah. Kehadirannya, leluconnya bercampur menjadi satu. Tak lagi kangen, tapi rindu. Menjamur. Apalagi sambil mendengarkan The Script melantunkan For The First Time-nya. Duh, semakin gundah gulana malam ini.                 Ludevikus Iwan Kusuma. Nama lengkap ayah. Biasa dipanggil Iwan. Penganggum Iwan Fals. Sering dia menggondrongkan rambutnya hanya demi sebuah kemiripan dengan Iwan Fals. Padahal kalau boleh jujur, Iwan Fals lebih keren daripada Iwan Kusuma. Hehehe.                 Ayah gondrong, jarang mandi, senang menggelandang, sabar, slengekan. Sangat berbanding terbalik dengan ibu yang rapi, disiplin, tegas. Tak ada dari sudut pandang manapun yang mampu menyatukan kedua pasangan ini. Tapi cinta ternyata menang dan menyatukan mereka. Pernikahan Ayah dan Ibu                  Dulu kalau ingatan belum berkhia

I Write Cause Nobody Listen

                 Hola blog, How are you today? Maaf ya karena lama tak menyediakan waktu untuk menulis di sini ya. Karena memang minggu-minggu ini, tugas-tugas dari kampus membludak tak karuan. Maafkan saya ya.                 Jadi sekarang saya mau mengutarakan alasan saya membuat blog dan menghiasinya dengan tulisan saya. Alasan saya menulis sebenarnya simpel. Ya karena itu tadi, tidak ada yang mau mendengarkan saya bercerita. I write cause nobody listen . Mendengarkan adalah salah satu hal yang paling sulit dilakukan. Betul? Orang sekarang lebih senang bercerita daripada mendengarkan. Lebih senang memfungsikan mulutnya daripada telinganya. Haduh.                 Kenapa tiba-tiba saya begini?                 Jadi begini. Siang ini, saya baru saja berbagi dan sharing ke salah satu ibu psikolog lulusan Ubaya. Senang sekali rasanya bercerita dengan beliau. Orangnya ramah, mudah senyum, dan saran-saran beliau menurut saya mantap dan tepat dengan permasalahan yang saya

Sebuah Tantangan Untuk Setia

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu nama dalam hati lalu berjanji tidak akan pernah mengkhianati”                                                                 Indri Mozzhel                                 Ya, kenapa tidak mencoba untuk setia? Malah mencoba selingkuh?                 Pertanyaan itu yang mendasari saya terhadap laki-laki di jaman sekarang ini. Saya tidak tahu mengapa laki-laki begitu mudahnya menyakiti perasaan hati seorang perempuan. Dengan cara selingkuh pula. Bukan berarti perempuan tidak bisa sih. Tapi memang, kebanyakan yang selingkuh dan yang dijadikan “objek” oleh sinetron-sinetron di Indonesia untuk berselingkuh adalah laki-laki. Dan saya sebagai laki-laki yang miris melihat   sinetron Indonesia yang seperti itu, tergerak untuk mengutarakan pendapat. Bahwa tidak semua laki-laki itu selingkuh.                 Alasannya? Ya saya. Saya tidak pernah selingkuh. Tapi pernah diselingkuhi. Hiks.                 Ah sudahlah, sakit hat

Untuk Bernardus Denta a.k.a Kirun Yang Baik

Denta, Si Kirun yang konyol Saya sms Denta barusan Saya        : Run, sibuk gak? Denta     : Gak lik, opo’o? Saya        : Aku jaluk tolong, 5 menit ae kok Denta     : Yo opo? Saya        : Cukurno jembutku Denta     : Asu. Tak kiro temenan su. Ah Denta, saya rindu kekonyolanmu. Rindu menghinamu juga :p ***                 Saya kenal Denta yang biasa dipanggil Kirun sejak SMA. Tapi, Kirun kelas satu tidak mengasyikkan. Senang menyendiri. Mungkin karena faktor tempat tinggal kami (asrama) yang mengharuskan berpisah dengan orang tua. Ya, dia mengakui hal itu di kelas 2. “Aku biyen nang kelas 1 iku jek mbok-mbok’en. Jek kangen ambe omah lik”                 Tapi begitu memasuki kelas 2, kami ditakdirkan untuk berkawan baik. Walaupun beda jurusan, tak menghalangi semangat pertemanan di antara kami berdua. Terlebih lagi, dia menjadi keyboardist di band Vox Amens yang pernah saya postingkan di sini. Tak ayal, kami berdua bagai upin dan ipin yang senanti

Alles Is Liefde

Tahu arti kalimat tersebut?                 Saya rasa, hanya sebagian dari kamu yang mengerti arti dari kalimat tersebut. Padahal, kalau kamu tahu artinya, saya yakin kamu pun pernah merasakannya.                 Bukan sombong atau bagaimana, tapi kalimat tersebut berasal dari bahasa Belanda yang artinya ‘Semua adalah Cinta’. Haiya, cinta lagi, cinta lagi. Hihihi. Maafkan saya kalau kamu jenuh dengan topik yang sama ini ya.                 Semua adalah cinta. Ya, semua kehidupan di muka bumi ini terjadi karena cinta kan? Kamu lahir dari buah cinta orang tuamu. Kamu bisa tumbuh dan berkembang dengan baik karena dukungan dan cinta dari orang tuamu juga kan? Dari orang orang di sekitarmu yang kelihatannya tidak mencintaimu, tapi selalu memberikan cintanya untukmu. Right?                 Sebenarnya, saya juga kurang paham mengenai definisi cinta ini sendiri. Yang jelas, ketika menulis ini, saya sedang dalam tahap untuk mencintai orang-orang di sekitar saya dengan tulus.

Tentang Keunikan Dibalik Konspirasi

                 Jika kita percaya bahwa kadang kala ada satu konspirasi besar untuk melambatkan detak jarum jam, maka perasaan itulah yang sedang saya rasakan.                 Kemarin (17/11/2013), waktu menurut saya berjalan sangat lama. Entah itu perasaan saya saja atau bagaimana, tapi memang itu yang terjadi. Saya bangun dari tidur pukul 06.00 WIB, kemudian mandi pukul 07.00 WIB, dilanjutkan makan, kemudian melihat televisi, kemudian tidur lagi. Beberapa kali saya terbangun dari tidur siang saya.Dan anehnya, setiap saya bangun, hanya berselang 5 menit saja dari per bangunnya. Tahu maksud saya kan? Aneh.                 So tipycal. Hidup saya bertambah aneh dan unik di setiap harinya. Terkadang saya senyum sendiri ketika mengingat perjalanan hidup saya ini. Terkadang, hanya dengan melihat sebuah foto saya bersama teman-teman, saya tertawa terbahak-bahak. Lucu sih memang. Dan terkadang terkesan aneh juga. Tapi biarlah, menjadi unik dan aneh itu menyenangkan. Menjadi orang

Insomnia!

                 Semalam, saya tidak bisa tidur.                 Saya sendiri tidak tahu masalahnya. Miring ke kiri, miring ke kanan tetap saja tidak mampu membuat tidur saya nyenyak. Akhirnya, saya naik ke loteng atas kost-kost’an, merenung, kali saja dapat inspirasi.                 Tapi, sesampainya di loteng atas kost-kost’an, nyamuk sepertinya menikmati keindahan tubuh saya. Gigit kepala, kaki, tangan, mulut, sampai bentol semuanya. Tapi tak apalah. Digigit nyamuk menurut saya adalah donor darah yang gampang. Tidak pakai suntik.   Dan juga dapat pahala. Karena beramal menyumbangkan darah untuk kehidupan nyamuk. Hehehe.                 Saya kembali lagi ke ruang tamu. Melihat televisi. Menonton acara khusus laki-laki di trans7, Mata Lelaki. Hehehe. Tahu kan? Acara yang presenternya sexy sekali itu. Saya lupa namanya. Tapi, ... Ngantuk kok malah nonton yang begituan? Jancuk! Mata malah bertambah besar. Semakin menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Semakin membang

Tentang Kenangan

                 “Kenangan,..” kata Iwan Setyawan   “ Betapapun pahitnya, selalu bisa dikenang dan ditempatkan kembali di hati kita. Dan, biarlah memori beristirahat disana. Biarlah kita kunjungi suatu saat.”                   Aku tak kenal dengan Iwan Setyawan, penulis buku 9 Summers 10 Autumns itu. Tentu. Bagiku, dia hanya melihat kenangan sebagai sebuah memori. Tak lebih dari sebuah pengingat. Atau bahasa kasarku, sebagai sebuah alarm. Malang sekali nasib kenangan yang hanya bertugas sebagai pengingat. Pengingat yang menjadi teman hanya di saat kamu butuh. Pantaskah?                 Jaman sekarang, orang orang gemar mengenang kenangan yang pahit. Kenangan yang mengandung duka di setiap ceritanya. Kenangan tentang putuh cinta. Bukan kenangan yang manis. Bagiku, mereka yang mengenang kenangan pahit tidak sadar dengan konsep “tuan bagi hatimu sendiri”. Ya, kenangan yang pantas dikenang adalah kenangan yang memberikan semangat dan senyuman lebar disaat kita mengenangnya. B

Pantai Gua Cina

                 Halo handai taulan, apa kabar? Semoga kamu semua diberkahi rahmat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa ya.                 Ini ceritanya saya lagi selo. Woles. Hehehe. Selo karena baru saja di akhir pekan kemarin, saya berkunjung ke salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangattttttttttttttttttttt indah dan cantik. Eksotis. Yakni Gua Cina yang berada di Malang Selatan , bersebelahan dengan Desa Donomulyo yang juga mempunyai pantai   indah bernama Ngliyep. Entah, keindahan Gua Cina masih membius saya hingga tulisan ini dibuat. Selo sekali kan? Hihihi. Jadi bersama ke-8 kawan karib, kami berangkat dari Surabaya pukul 21.00 WIB. Perjalanan yang direncanakan hanya memakan waktu sekitar 4 jam ternyata salah. Tahu tidak pukul berapa kami semua sampai di sana? Pukul 04.00 WIB. Hahahaha. Gila sekali kan telatnya. Buset buset. Keterlembatan itu datang karena kami salah memilih jalan menuju ke Sendangbiru, pantai yang berdekatan persis dari Gua Cina

Only Love Can Break Your Heart

              Sore ini,   Only Love Can Break Your Heart-nya THE SIGIT menemani saya membuat tulisan ini. When you were young And on your own How did it feel   To be alone Pernah merasakan seperti itu? Ketika kamu sendirian dan sedang butuh-butuhnya dihangatkan dengan hadirnya seseorang yang mencintaimu? Saya rasa pernah lah ya. Manusia mana yang tidak mengenal cinta? Alay sekali kamu kalau kamu mengaku tidak pernah merasakan cinta. Hihihi. But only love can break your heart What if your world should from apart Yes only love can break your heart Try to be sure right from the start Tapi, pernah juga disakiti oleh cinta? Rekti saja sampai berani mengklaim bahwa satu-satunya penghancur hati itu hanyalah cinta semata. Benar begitu? Jujur, saya pernah disakiti oleh cinta. Dan memang, hati saya hancur. Kepingan hati saya yang hancur waktu itu pun tak tahu kemana perginya. Mak ndlujur layaknya mobil balap. Begitu cepat, tapi juga begitu sakit.  

Ketika Kepala Akan Mendidih

Aku masih meyakini bahwa diam adalah alternatif terbaik ketika perasaan hati sedang mendidih dilanda emosi yang berlebihan. Tapi tidak untuk malam ini. Ketika beban sudah menjamur di pundak dan kepala, rasanya solusi yang paling tepat adalah meneleponmu. Bercerita banyak sambil diselingi tawa. Ya, tawa yang sudah lama membeku karena rasa rindu ini. Tapi, solusi itu ternyata salah. Kesalahan itu terletak di sifat jelekmu yang tak kunjung hilang. Masih saja berpikiran negatif tentang aku. Yang aku sewot lah... Yang aku mendua dengan perempuan lain lah... Yang aku keluyuran tak jelas lah... Ah, embuh lah.... Isi kepala ini semakin mendidih. Sudah di ujung tanduk. Dan juga ubun-ubun. Tak mudah dikeluarkan. Tak seperti orang yang membuang pup nya. Ya sudahlah. Hanya ini saja yang ingin kuungkapkan. Mungkin, mengganti otak ini dengan otak milik Steve Jobs adalah solusi yang paling tepat. Salam,

Bingung!

                 Bilang saja saya sedang bingung di bulan ini.                 Bagaimana tidak bingung, ada 4 konser dari band favorit saya yang akan manggung di Surabaya dan Malang bulan ini. Dan saya bingung mau menonton yang mana, karena ada beberapa band yang manggungnya di waktu yang tidak tepat untuk saya. Haiya                 Yang pertama datang dari Mocca. Band pop indie asal Bandung yang baru saja merilis single terbarunya berjudul “Imaginary Girlfriend” ini akan manggung di Surabaya tepatnya di ITS tanggal 1 November 2013. Nah masalahnya, di tanggal tersebut saya harus mengikuti UTS yang menjadi agenda tetap kampus. Hancur sudah kesempatan saya untuk menonton Ariana sang vokalis bernyanyi dengan suaranya yang meliuk-liuk. Dan kemungkinan besar, saya akan melewatkan pertunjukan Mocca begitu saja. Padahal, jarang sekali ada event di Surabaya yang menampilkan Mocca sebagai guest star-nya. Hiks. Ini dari si sini                 Lalu yang kedua, datang dari THE

Dulu Yang Tak Pernah Sepi

                 Dulu, aku tak pernah merasakan susahnya mencari makan. Karena telah ada si suster yang menyiapkan aku makan.                 Dulu, aku tak pernah merasakan kesepian dan susahnya tertawa. Karena ada teman-temanku yang menghiburku di kala aku sedih dan sulit tertawa. Mereka tak lain adalah teman-teman di bawah naungan St Joseph brothers. Begitu kami menyebutnya                 Dulu, aku tak pernah merasakan susahnya kesulitan belajar. Ya karena itu tadi, ada teman-temanku yang siap membantuku untuk mengerti terhadap mata pelajaran yang tidak kumengerti.                 Dulu, aku tak pernah merasakan kegalauan. Karena ada para pastor pembimbing yang siap menampung segala masalahku ketika Bimbingan Rohani terjadi.                 Dulu, aku pernah merasakan nikmatnya naik gunung. Gunung Panderman tepatnya, di kawasan kota Batu. Bersama-sama menaiki tubuh gunung itu dengan jerih payah, dengan keringat, dengan jaket tebal yang membungkus badanku. Tentunya b

Sehari Hari dan Rasa Syukur

Pagi menjelang, fajar menyingsing, ayam berkokok. Seuntai cahaya berbentuk lingkaran masuk dari ventilasi kamar kostmu, membuat dirimu terjaga. Ah, ternyata sudah pagi. Tak terasa, tidurmu terasa singkat, yang pada dasarnya kau memang begadang karena menonton film “ The Pursuit of Happiness” dari ASUS-mu. Bergegas kau bangun dan duduk di samping kasur yang bisa membuatmu bahagia. Kau buat tanda salib, mengucap syukur dan memohon berkat untuk hari baru kepada Pencipta-Mu. Melegakan. Itulah kesan yang kau dapatkan setelah berkomunikasi dengan Pencipta-Mu. Sesudahnya, kau berdiri dan menuju ke lemari penyimpan makanan dan mengambil satu sachet kopi GoodDay, entah rasa apa itu tak menjadi masalah bagimu. Yang terpenting adalah manisnya kopi membuat kau sejenak melupakan pahitnya hidup. Karena hidup itu sudah pahit, tak perlu juga ditambahi dengan pahitnya kopi, kawan! Itulah prinsip yang kau dapat dari ayahmu,   yang juga sang penikmat kopi. Kau aduk kopi itu 6 kali ke kiri dan 3 k