Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Kuat Untuk Sendiri

~ Rasanya ini menjadi level terberat dalam hidup. Disaat kita butuh kepercayaan dan dukungan,  cinta dan perhatian, serta teman yang bertahan. Tidak ingin terlalu banyak berharap dengan  keadaan sesulit ini, terkadang aku lebih memilih sendiri. Berpikir secara realistis, dan melihat bahwa tak ada seorangpun yang rela menemanimu dengan tulus dalam kesusahanmu. Terkecuali mereka tahu benar tentangmu. Tapi, itu hanya mimpi, karena sekalipun dia atau mereka tahu dirimu  seperti apa, tetap saja nihil. Ini mengharuskanmu untuk terus berjuang dan berjalan sendiri. Hadapi  dengan caramu, dan niatkan dari hati bahwa kau melakukannya dengan tulus. -Yusra Nambela Saya menemukan postingan ini di Path milik saya dan tak tahu pasti siapa si Yusra ini. Namun yang jelas, kalimat ini cocok untuk menggambarkan kondisi saya belakangan ini.  Oh iya, satu quote lagi dari aktivis Indonesia berdarah Chinese yang saat ini bukunya b

What's Wrong, February?

                Kesialan selalu datang disaat yang tidak terduga-duga                 Istilah lainnya, apes disaat yang tidak memungkinkan untuk apes.                 Itu yang terjadi di saya. Bulan ini banyak sekali pengeluaran yang harus saya lunasi karena kesialan yang datang bertubi-tubi.                 Pertama, motor kesayangan saya, BeatBlue ( karena bermerk Beat dan berwarna biru ) hampir saja digondol tangan-tangan nakal di awal bulan Februari ini. Padahal saya sudah mengunci ganda motor tersebut. Jadi ceritanya, setelah membeli kopi di warkop depan gang menuju kost’an, saya kembali ke kost dan meninggalkan motor kesayangan saya di depan kost yang kebetulan pagarnya tidak dikunci kembali oleh salah satu pengunjung warga kost. Byur Byur, saya tinggal mandi 5 menit, kemudian bersiap menuju ke kampus. Ndilalah, saat hendak berangkat menuju kampus, kunci tidak mau masuk ke ( apa ya namanya ) ya pokoknya ke tempat memasukkan kunci di sepe

Semoga Cepat Sembuh, Ayah.

                Apa yang kamu rasakan ketika mendapat kabar buruk?                 Senang? Hanya orang gila mungkin yang senang mendapat kabar buruk.                 Apalagi, kabar buruk dari orang yang menjadi salah satu motivasimu untuk hidup?                 Yah bisa dibayangkan, pasti kamu akan merasa sedih dan gelisah.                 Itu yang sedang saya alami.                 Ayah saya, Ludevikus Iwan Kusuma, secara tumben-tumbennya kemarin menyapa saya lewat blackberry messenger . Ya walaupun hanya menanyakan kabar dan keadaan adik-adik saya, itu sudah cukup bagi saya. Sudah cukup membuat saya tenang dan senang.                 Sampai, ada suatu titik dimana ayah bercerita bahwa tubuhnya yang mulai tua tersebut sedang digerogoti penyakit liver.                 JEGLERR!! Bumi Gonjang Ganjing.                 Mendengar kabar tersebut, saya hanya bisa diam. Ayah yang slengekan , yang selalu peduli pada anak-ana

2 Kota Yang Bukan Menjadi Impian Saya

                2 kota tersebut ialah Jakarta dan Surabaya.                 Bukannya enak ya 2 kota itu? Kota Metropolitan, dan juga kota impian untuk para perantau di seluruh Indonesia?                 Iya sih betul. Saking perantauannya, kamu bisa nemu semua orang dari berbagai wilayah di Indonesia ini. Orang Madura, banyak. Orang Medan, belok gang depan dikit udah ada orang Medan, Manado, wushh banyak, cantik-cantik lagi. Hehehe. Apalagi orang Flores, byuhhh kececeran di 2 kota ini.                 Lah terus alasannya kenapa gamau tinggal di 2 kota ini?                 Simpel aja, karena 2 kota ini terlalu berisik. Dan lebih bahayanya lagi, ketika orang-orang disini sibuk untuk berisik, mereka tidak pernah menghargai yang namanya kesunyian. Padahal dengan kesunyianlah kamu dan saya bisa saling refleksi. Refleksi untuk memperbaiki diri, mengingat apa yang dilakukan dan melanjutkan perbuatan baik yang telah dibuat. Einsten aja ngelakuin

Ketika Ketidakseriusan Menjadi Masalah

                Banyak yang bilang kalau saya ini orangnya kurang serius.                 Mulai dari Ibu, adik, kawan karib, bahkan pacar saya sekalipun. Sebelumnya, ucapan mereka tak saya hiraukan sih ya. Tapi, karena saking banyaknya orang yang mengatakan saya dengan hal yang sama, membuat saya risih dan merasa perlu untuk menulis tentang “ketidakseriusan” itu saya tadi.                 Jujur sih ya, sebelumnya saya tidak menyadari anggapan mereka tersebut. Saya tetap menikmati diri saya apa adanya. Dan tidak pernah melihat seperti yang mereka katakan itu tadi di diri saya (Entah karena saya yang bengal atau bagaimana ya. Haha. Intinya mah saya tidak menemukan hasil penilaian mereka itu tadi di diri saya). Nah mungkin karena tidak sadar itulah, saya disadarkan cepat-cepat sama Tuhan. Ga pake lama, disadarkannya pun hari ini. Iya hari ini!                 Jadi semua bermula ketika saya dan ketiga teman saya harus presentasi untuk mata kuliah Manajeme

2015

                Saya merasa tidak berhasil membangun apa yang saya impikan di tahun 2014.                 Yah, dilihat dari tidak produktivitasnya saya di 2014.                 Tulisan di blog ini selama 2014 saja hanya ada 23.                 Miris!!! Hehehe. Asem tenan.                 Itulah mengapa di tahun 2015 yang sudah berjalan 5 hari ini, ada motivasi yang besar untuk terus berkarya. Setidaknya saya akan berusaha untuk membuat tahun 2015 ini pantas dikenang. Mulai aktif lagi menulis, mulai aktif lagi untuk terus berkarya di bidang lain khususnya bidang yang saat ini sedang saya gandrungi, yakni desain dan video.                 Tak ada yang bisa dibanggakan dan diingat lah 2014 saya. Mungkin satu-satunya hari terbaik di 2014 yang saya lewati yakni ketika memberikan ibu saya sepotong kue tart di hari ulang tahunnya Desember lalu. Hanya tart! Haduh. Namun setidaknya membahagiakan karena ibu saya menangis terharu melihat anaknya membawa