Langsung ke konten utama

Alles Is Liefde


Tahu arti kalimat tersebut?

                Saya rasa, hanya sebagian dari kamu yang mengerti arti dari kalimat tersebut. Padahal, kalau kamu tahu artinya, saya yakin kamu pun pernah merasakannya.

                Bukan sombong atau bagaimana, tapi kalimat tersebut berasal dari bahasa Belanda yang artinya ‘Semua adalah Cinta’. Haiya, cinta lagi, cinta lagi. Hihihi. Maafkan saya kalau kamu jenuh dengan topik yang sama ini ya.

                Semua adalah cinta. Ya, semua kehidupan di muka bumi ini terjadi karena cinta kan? Kamu lahir dari buah cinta orang tuamu. Kamu bisa tumbuh dan berkembang dengan baik karena dukungan dan cinta dari orang tuamu juga kan? Dari orang orang di sekitarmu yang kelihatannya tidak mencintaimu, tapi selalu memberikan cintanya untukmu. Right?

                Sebenarnya, saya juga kurang paham mengenai definisi cinta ini sendiri. Yang jelas, ketika menulis ini, saya sedang dalam tahap untuk mencintai orang-orang di sekitar saya dengan tulus. Yang pertama mencintai orang tua saya dengan tulus, bukan karena fulus (uang). Hehehe. Lalu yang kedua mencintai pacar saya, si Fitri dengan tulus juga. Untuk yang ketiga, keempat, dan seterusnya untuk orang-orang yang mendukung saya selama ini.

 Ya, perasaan ini datang beberapa hari yang lalu, ketika dilanda insomnia yang sudah saya posting di tulisan sebelum ini. Ternyata, insomnia ada manfaatnya juga ya?

Eh, sebenarnya maksud dan tujuan saya menulis ini karena ada seorang kawan yang curhat kepada saya mengenai cinta. Tapi kok malah khotbah? Madekipe!

Iya, jadi begini. Sore ini di tengah hujan yang sedang giatnya mengguyur Surabaya, saya didatangi oleh seorang kawan. Namanya Simon. Dia kawan baik saya dari kecil hingga sekarang.

Ceritanya, dia sedang dilanda kegalauan, lebih tepatnya sakit hati ding karena perempuan yang dia incar ternyata telah memiliki seorang kekasih. Dan yang lebih menyakitkan, selama tahap pendekatan, si perempuan ini seakan-akan memberikan lampu hijau kepada kawan saya ini untuk segera menembaknya. Tapi apa yang terjadi? Setelah ditembak, ternyata si perempuan ini menolak. Alasannya “Maaf, aku sudah punya pacar”. Tragis sekali permirsah.

Tragedi penembakannya itu terjadi Selasa lalu. Haduh haduh, ada-ada saja. Memang, perempuan sulit ditebak. Saya pun juga mengalaminya. Si Fitri juga susah ditebak. Pernah hanya gara-gara saya ingin memberikan kejutan, eh ternyata dia malah berpikiran yang tidak tidak mengenai saya. Yang saya selingkuh lah, yang saya mendua lah. Padahal, kan kejutannya untuk dia? Haduh haduh, kamu itu sulit ditebak memang, fit :3.

Oke balik ke topik. Sebenarnya, semua orang di dunia ini berhak untuk mencintai. Tapi tidak berhak untuk memiliki. Saya percaya dan menghidupi prinsip ini. Siapa kita berhak melarang orang untuk mencintai orang lain? Walaupun itu mencintai seseorang yang kita kasihi? Saya juga mengalami itu. Ada beberapa kawan pacar saya yang menyenangi pacar saya. Dan, saya tidak terlalu memikirkan hal tidak penting seperti itu. Saya baru akan bertindak ketika mereka mendekati dan menembak si fitri. Kan ibaratnya, yang memenangkan hatinya si fitri untuk pertama kalinya kan saya? Jadi saya lah yang berhak untuk memiliki. Tapi kalau mereka mencintai dan menyenangi si fitri, yasudah itu hak hak mereka. Saya tidak ada hak untuk melarang mereka. Karena saya yakin semua orang di dunia ini tumbuh dan nantinya akan mengenal cinta.

Haduh, ini khotbah atau tulisan? Kayaknya memang benar ramalannya Joyoboyo mengenai saya bahwa nantinya saya akan menjadi seorang pastur. Hahaha.

Yasudahlah mon, stay cool. Woles ae dadi lanang. Perempuan itu tidak jadi milikmu, yasudah cari yang lain. Atau tunggu waktu yang tepat hingga perempuan itu putus dari pacarnya. Biar waktu yang menjawab. Oke gak omonganku? Hahaha.

Ah sudahlah, saya semakin bingung dengan alur tulisan ini. Yang terpenting ketika hatimu terketuk untuk mencintai seseorang, yasudah cintailah. Tapi ketika seseorang tersebut telah memiliki seseorang yang dia cintai, yasudahlah pasrahkanlah. Saya yakin perempuan di dunia ini pasti akan menemukan tulang rusuknya yang tertinggal di laki-laki lain di dunia ini. Tinggal menunggu waktu. Biarkan waktu yang menjawab semuanya.

Ah ah, Alles is Liefde.

Salam,

Komentar

Favorites

Buah Tanggung Jawab

                Sialan!                 Sabtu kemarin (25/10/2014), saya tak sengaja menyerempet bagian depan mobil di kawasan sekitar kost saya. Apesnya lagi, karena saya yang salah, saya terpaksa membayar biaya perbaikan bagian yang saya serempet tersebut sebesar Rp 500.000,00.                 Buset dah, padahal goresan yang saya sebabkan hanya sepanjang 5 cm. Tapi harus mengganti Rp 500.000,00. Hiks.                 Sebenarnya saya bisa menghindari mobil tersebut. Namun, karena saya menekan rem bagian depan terlalu mendadak dan jalanan saat itu dipenuhi pasir bangunan, akhirnya jatuhlah saya. Istilah jawa-nya “ ngepot” .           ...

What's Next?

                 Ada sebuah keresahan datang di 9 hari setelah saya bertambah umur. Yakni soal “Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Sebuah pertanyaan simpel bagi seorang anak TK. Tapi sebuah pertanyaan ancaman bagi generasi generasi muda seperti kamu dan juga saya. Ya, apa yang akan saya lakukan?                 Terlintas sebuah pikiran untuk bekerja. Tapi, kerja apa? Berbagai tawaran dan pilihan datang kepada saya. Ada tawaran dari seorang teman untuk menjaga franchise di salah satu tempat waralaba baru. Gajinya pun menarik. 1,2 juta. Glek!   1,2 juta itu ukuran yang besar bagi anak kost seperti saya. Belum tambahan uang saku dari orang tua yang saya dapat. Mungkin, dalam sebulan bisa kredit motor 2x lah ya. Hehehe.                 Alay -,-!     ...

Perbedaan

                 Oke,                 Ijinkan saya berbicara serius kali ini.                 Hehehe,                 Berkaitan dengan yang namanya perbedaan.                 Perbedaan bukanlah suatu ancaman. Tapi lebih dari itu. Perbedaan itu merupakan anugerah. Anugerah untuk saling menghargai sesama manusia yang berbeda. Kita diajak untuk menjunjung tinggi toleransi kepada sesama kita yang berbeda. Mungkin berbeda keyakinan atau agama, suku, ras, kebudayaan. Dan tugas utama kita yakni menghargai dan memberi tempat kepada mereka yang berbeda itu. Tak ada hal yang lebih baik selain menerima perbedaan itu.    ...