Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Tentang Hati Yang Siap

Ada saat dimana saya mempunyai pikiran seperti, “Oke, Stop! Mulai sekarang aku harus berkarya, aku harus produktif, aku harus berguna bagi sesamaku. Mulai sekarang, tidak besok, tidak juga di waktu lain. Sekarang!” Namun ada juga saat dimana saya berpikir, “Ah, besok aja dikerjakan...” “Aduh, kenapa kesibukan selalu mengiringi saya?” “Sudahlah, biarkan hari ini saya sejenak beristirahat. Toh seminggu ini saya tak ada waktu untuk diri saya sendiri”.                 Pikiran-pikiran seperti ini sering sekali muncul di benak saya. Kadang semangat, dan terkadang lesu. Malas melakukan apa-apa.  Mungkin itulah sebabnya, 2 bulan ini saya jarang menulis di blog. Sampai banyak debunya tuh di pojok kanan atas. Hehehe. Maafkan saya ya,blog. Mwach :3                 Nah, kemarin malam saya menonton film “JOBS”.  Film ini menceritakan tentang Steve Jobs, pendiri Apple yang super keren itu. Alur ceritanya menarik, berc

Untuk Kamu Yang Hobi Nongkrong

                Seiring bertambahnya usia, keinginan saya untuk nongkrong boleh dibilang  semakin berkurang.                 Ada rasa malas dan bosan dengan istilah “nongkrong” itu tadi.                 Pasalnya, nongkrong  jaman sekarang tidak senyaman jaman saya masih SMP ataupun SMA. Nongkrong jaman sekarang lebih banyak diisi dengan bermain gadget masing-masing. Yang main Get Rich lah, Whatsapp lah, LINE lah, BBM lah, Path lah, Instagram lah, ya pokoknya bermain dengan semua social media yang sedang trend belakangan ini.                 Padahal sejatinya, nongkrong menjadi salah satu sarana untuk berbagi pengalaman, berbagi cerita, pun juga berbagi tawa. Sehingga ketika selesai nongkrong, ada satu bingkisan pengalaman yang mungkin berguna di masa depan. Ini makna yang saya temukan dari “nongkrong” itu tadi.                 Saya betul-betul merasakan makna nongkrong tadi ketika saya masih SMA dulu. Kalau ingatan belum berkhianat, saya dan beberapa

Buah Tanggung Jawab

                Sialan!                 Sabtu kemarin (25/10/2014), saya tak sengaja menyerempet bagian depan mobil di kawasan sekitar kost saya. Apesnya lagi, karena saya yang salah, saya terpaksa membayar biaya perbaikan bagian yang saya serempet tersebut sebesar Rp 500.000,00.                 Buset dah, padahal goresan yang saya sebabkan hanya sepanjang 5 cm. Tapi harus mengganti Rp 500.000,00. Hiks.                 Sebenarnya saya bisa menghindari mobil tersebut. Namun, karena saya menekan rem bagian depan terlalu mendadak dan jalanan saat itu dipenuhi pasir bangunan, akhirnya jatuhlah saya. Istilah jawa-nya “ ngepot” .                 Ah, sayang lah uang sebesar Rp 500.000,00 harus saya keluarkan untuk mengganti bagian rusak mobil yang bukan milik saya. Apalagi itu uang tabungan saya untuk membeli beberapa barang yang saya incar tahun ini. Terpaksa dan mau tidak mau harus menabung lagi.                 Tapi, bukan itu masalah yang sebenar

Tentang Hak Untuk Nyaman

                Menurut saya, unsur terpenting dari hidup sendiri itu ialah rasa nyaman.                 Kenapa begitu?                 Ya kalau kamu tidak nyaman dengan hidupmu, kamu tidak akan pernah bisa hidup.                 Lebih tepatnya, tidak akan pernah bisa berkembang.                 Ini menurut saya sih, mungkin berbeda dengan pendapatmu.                 Kalaupun beda, yasudah sana bikin blog sendiri.                 Hehehe.                 Lantas, apakah unsur terpenting untuk hidup hanya soal kenyamanan saja?                 Sejauh ini, yang saya temukan ya soal kenyamanan ini. Lha wong helm aja ada ukurannya supaya kamu nyaman menggunakannya. Apalagi untuk hal-hal yang lebih besar terkait dengan hidup, macam nyaman memilih kekasih, kemudian nyaman dengan suatu hobby, nyaman dengan cita-cita yang diimpikan. Lha semisal kamu tidak nyaman dengan kekasihmu, lantas apa yang akan kamu perjuangkan?                 Pada dasarnya, semua man

Bebas Untuk Berbeda

Bebas. Itu yang diinginkan manusia di dunia ini, bukan? Menjadi manusia yang bebas, tanpa aturan, tanpa tekanan. Tapi kenyataannya, selalu ada aturan di semua tempat ataupun semua kondisi. Aturan-aturan yang memaksa kita untuk mematuhi dan melaksanakannya. Pengertian bebas menurut KBBI yakni lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dsb sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dsb dengan leluasa) . Lepas yang artinya merdeka, tidak terjajah. Sayangnya, masih banyak orang-orang di dunia khususnya Indonesia yang kurang menghargai kebebasan sesamanya. Contoh yang paling sederhana yakni terkait dengan sistem pendidikan di Indonesia. Indonesia menempati urutan terbawah bersama Meksiko dan Brasil dalam kualitas pendidikannya (sumber dari sini ).  Saya tidak kaget dengan hasil survei tersebut. Dan juga tidak merasa prihatin. Selama 12 tahun saya sekolah hingga kuliah, guru-guru dan dosen saya lebih mengedepankan nilai daripada kualitas dan manfaat utama dari pe

Selamat Jalan, Ian

Saya mempunyai anggapan bahwa orang-orang yang meninggal di usia muda adalah orang-orang yang baik dan telah menyelesaikan tugas hidupnya di dunia ini dengan baik pula. Logikanya, Sang Pencipta memanggil mereka untuk berperang dengan iblis-iblis yang semakin lama semakin banyak jumlahnya, khususnya di dunia fana ini. Dan syukurlah,  Tuhan masih sempat menciptakan orang-orang baik. Padahal kamu mungkin pernah mendengar bahwa semakin lama, orang-orang baik di dunia semakin langka. Tapi syukurlah saya, karena masih berkesempatan bertemu dengan orang baik. **********                 Ninoy Christian Da Silva, nama yang bagus untuk orang sebaik dia. Biasa saya memanggilnya Ian. Tapi tragis, Ian harus meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya karena kecelakaan yang terjadi 24 Agustus 2014 yang lalu. Saya dan semua kawan yang lain tentu tak menyangka dengan kepergian almarhum yang begitu cepat. Padahal baru saja kami semua bersama-sama menghabiskan waktu dengan almarhum di suatu t

Tuhan dan Saya

                Seberapa sering kamu ingat Tuhan?                 Mungkin, banyak dari kamu yang percaya kepada Tuhan. Tapi sesuai pertanyaannya, sedekat apa kamu dengan Tuhan?                 Saya sedang tidak mengatakan bahwa saya orang yang cukup religius. Walaupun saya lulusan seminari ( baca: sekolah katolik untuk menjadi seorang pastor ) . Yang kadang-kadang jadi beban buat saya. Dulu soleh, sekarang amburadul. Maksudnya dalam hidup doa dan kedekatan dengan Tuhan. Pun juga ada rasa khawatir perilaku saya kurang baik di mata orang lain.                 Saya sering merasakannya. Sering terlintas pikiran bahwa perilaku saya kurang baik dengan orang lain. Sebagai contoh, ketika bertengkar dengan kawan. Mungkin di saat itulah Lucifer dan para pengikutnya merasuki saya. Saya jadi beringas, jadi ganas. Selesai bertengkar pun tak langsung berbaikan. Dan anehnya, saya kuat ketika harus canggung-canggungan dengan kawan saya gara-gara bertengkar itu tadi. Sampai dia mau minta

Pengakuan Untuk Perempuan

                Saya suka perempuan yang lebih tua.                 Dan seumuran.                 Bukan berarti tua 10 atau 20 tahun dari saya.                 Ya, tua maksimal 5 tahun lebih tua dari saya lah.                 Jangan kaget loh ya, semua ada alasan tentunya. Hehehe.                 Perempuan yang lebih muda biasanya cenderung kekanakan. Masih ingin diperhatikan. Belum bisa memaklumi jika lelakinya sedang ada kesibukan. Ya intinya kamu tahu sendiri lah, kekanakan. Pikirkan sendiri bagaimana kekanakan itu sejauh yang kamu mengerti.                 Bukan apa-apa. Tapi perempuan yang lebih tua mempunyai daya pikat sendiri. Apalagi kalau manis. Huihh, sedap dipandang. Hehehe. Daya pikatnya itu antara lain dewasa, mandiri, dan sepertinya, mereka lebih berpengalaman daripada saya. Nah ini yang saya cari. Saya suka dengan perempuan yang berpengalaman. Huehuehue.  Jadi saya bisa dibimbing. Pun juga saling berbagi pengalaman. Sama dengan alasan yang perta

Hipster

                Jujur, saya pernah menjadi seorang hipster akut di masa-masa sebelum tahun 2013 dan 2014. Kamu tahu hipster kan? Menurut pengertiannya di kamus Oxford, hipster mempunyai arti noun (informal) a person who follows the latest trendsand fashions. Yang kalau di bahasa Indonesia-kan artinya kurang lebih seseorang yang mengikuti perkembangan terakhir dari trend dan fashion. Dan saya pernah menjadi kaum hipster ini. Hahaha. Maklum, waktu itu masih alay-alaynya saya. Hehehe.                 Sah sah saja bagi saya jika seseorang mengikuti perkembangan trend dan fashion yang sedang musim belakangan ini. Tapi bedanya, kaum hipster ini cenderung fanatik dan menganggungkan trend maupun label label pakaian, musik yang mereka sukai. Contohnya saya. Saya senang dan fans berat dari Pee Wee Gaskins yang notabene mempunyai musik beraliran pop punk. Dengan stylenya yang keren, sepatu merk Vans yang terkenal di Amerika, pun juga dengan label pakaiannya seperti Afends, Macbeth yang jug

Perbedaan

                 Oke,                 Ijinkan saya berbicara serius kali ini.                 Hehehe,                 Berkaitan dengan yang namanya perbedaan.                 Perbedaan bukanlah suatu ancaman. Tapi lebih dari itu. Perbedaan itu merupakan anugerah. Anugerah untuk saling menghargai sesama manusia yang berbeda. Kita diajak untuk menjunjung tinggi toleransi kepada sesama kita yang berbeda. Mungkin berbeda keyakinan atau agama, suku, ras, kebudayaan. Dan tugas utama kita yakni menghargai dan memberi tempat kepada mereka yang berbeda itu. Tak ada hal yang lebih baik selain menerima perbedaan itu.                 Pada dasarnya, semua manusia diciptakan sederajat. Betul kan ya?                 Saya menulis seperti ini atas dasar keprihatinan dan pengalaman saya pribadi berkaitan dengan yang namanya perbedaan. Saya berasal dari kaum yang sangat sangat minoritas. Terkhusus di Indonesia. Keturunan Chinese, agama Katolik. Minoritas sekali bukan? Ya, sanga

What's Next?

                 Ada sebuah keresahan datang di 9 hari setelah saya bertambah umur. Yakni soal “Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Sebuah pertanyaan simpel bagi seorang anak TK. Tapi sebuah pertanyaan ancaman bagi generasi generasi muda seperti kamu dan juga saya. Ya, apa yang akan saya lakukan?                 Terlintas sebuah pikiran untuk bekerja. Tapi, kerja apa? Berbagai tawaran dan pilihan datang kepada saya. Ada tawaran dari seorang teman untuk menjaga franchise di salah satu tempat waralaba baru. Gajinya pun menarik. 1,2 juta. Glek!   1,2 juta itu ukuran yang besar bagi anak kost seperti saya. Belum tambahan uang saku dari orang tua yang saya dapat. Mungkin, dalam sebulan bisa kredit motor 2x lah ya. Hehehe.                 Alay -,-!                 Ada juga tawaran menarik lainnya dari teman saya ini. Kerja di salah satu brand fashion terbesar di dunia, DC. Tahu kan kamu? Menjadi seorang sales promotion boy . Jadi hanya bekerja jika ada event yang sponsor

Bertambah Satu Lagi

                 Hari yang menyenangkan!                 Sabtu ini, bertepatan dengan Sabtu Suci perayaan Paskah bagi umat Kristiani, saya berulang tahun. Ke-20. Kalau dipikir-pikir, beruntung sekali bisa bertepatan dengan Hari Paskah. Di samping mendapat ucapan Happy Easter, pun juga mendapat ucapan ulang tahun. Dan nikmatnya, mendapat kado lebih. Hehehe.                 Satu tahun telah saya lewati dengan begitu baik. Ada yang menyenangkan, menjengkelkan, lucu, membuat nangis, marah, khawatir, dilema dan lainnya telah saya cicipi. Pun juga saya terharu dengan kehadiran orang-orang terdekat saya yang meluangkan waktu mereka untuk sekedar datang dan merayakan ulang tahun saya secara kecil-kecilan. Ada Fitri, sang pacar yang paling banyak berkorban untuk ulang tahun saya kali ini. Hehehe. Ada juga Oni, teman sekampus saya. Adik saya, George. Ibu saya, Agnes Mercy. Ayah saya, Iwan Kusuma. Dua adik kecil saya, Clemen dan Gerald. Walaupun tak bisa berkumpul, tapi ada sebuah pera

Money Talks

                 Money talks.                 Alias uang berbicara.                 Saya rasa, kamu mengerti maksud dari kata di atas. Uang berbicara. Alias lagi uang yang berkuasa. Ada uang, masalah beres. Sampai ada kalimat “ ada fulus, urusan mulus” . Fulus itu artinya uang. Saya tak tahu darimana kalimat tersebut berasal. Yang jelas, saya pernah mendengarnya.                 Bicara soal uang, siang ini saya berpapasan dengan segerombolan polisi di putaran jembatan Klampis Aji saat saya hendak balik ke kos’an. Bukan hanya polisi saja ding , tapi juga beberapa pengendara motor yang ya kamu tahulah ya, kena razia. Ada perasaan kasihan, dan ada juga perasaan jengkel. Kasihan dengan pengendara motor yang kena tilang, dan juga jengkel dengan gerombolan polisi itu yang lebih mirip gerombolan si berat karena perut mereka yang ditambahi polisi tidur. Jancuklah pokoknya Oiya, saya pernah mengalaminya. Baru 2 kali dan saya harus merogoh kocek sebesar 270.000 rupiah. Angka y

Golput

                 Sebelum Pemilu Legislatif 9 April 2014 yang lalu, ada banyak sekali spekulasi yang tak sedap ya. Menurut saya sih ini. Dan yang paling banyak dibahas ataupun yang saya dengar, yakni berkaitan soal Golput. Singkatan dari Golongan Putih, atau gampangannya tidak memihak partai manapun di Pemilu kemarin. Banyak yang mengecam kehadiran masyarakat-masyarakat golput tersebut. Alasannya “Satu suara bisa mengubah dunia. Jadi jangan golput”. Mengubah dunia ndiasmu sempal ki ye . Satu suara kalo dipersenkan ke hasil penghitungan cepat (atau nama kerennya Quick Count) , ya jelas tidak akan berpengaruh apa-apa, kecuali satu suara tersebut dikalikan dengan banyaknya orang yang memilih partai tersebut. Ya kan, begitu kan ya?                 Saya resah dengan sindiran orang-orang berkaitan dengan golput ini. Karena dalam Pemilu kemarin, saya masuk dalam golongan putih ini. Bukan berarti saya tidak cinta Indonesia ataupun tidak menghargai kerja keras orang-orang di balik tersele

Panasnya Surabaya

                 5 hari ini, panasnya Surabaya menyamai panasnya Gurun Sahara. Sumuk, panas, pengap, dan semua hal yang berhubungan dengan kepanasan. Dan itu semua secara tidak langsung mempengaruhi saya. Saya jadi malas untuk beraktivitas, lebih banyak menghabiskan waktu di depan kipas angin, dan lebih rajin mandi. Hehehe. Jancuk lah panasnya Surabaya ini.                 Nah, tadi saya browsing tentang data panasnya Surabaya. Dan menurut Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa suhu udara di Kota Surabaya mencapai 35-37 derajat celcius selama 5 hari yang lalu. Pantas saja, 37 derajat celcius makkk! Tolonglah daku Tuhan hambaMu yang penuh dosa sehingga kepanasan ini.                 Segala cara saya lakukan supaya tidak kepanasan. Tidur dengan cara ote-ote. Tahu maksud dari ote-ote? Hahaha. Jadi ini istilah teman-teman SMA saya dulu ketika membuka baju. “wuissssh, ote-oteee rekkk padahal awake yo jembling” “Wuissssh, ote ote rek