Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Nostalgia Dalam Nostalgila (Part 1)

                 Betapa senangnya hati ini ketika saya bisa berjumpa kembali dengan teman-teman seperjuangan UNAS dulu, alias teman-teman SMA. Rasa kehilangan dan rindu yang pernah saya postingkan di tulisan saya sebelumnya, akhirnya terobati. Tak perlu obat dan tak perlu ke dokter, cukup bertemu saja sudah membuat rasa ini sembuh. Ah, maafkan. Jadi melankolis. Maklum, lagi senang.                 Ya, bersama ke-8 teman saya yang berdomisili di Surabaya, kami membuat janji untuk datang mengunjungi sebuah acara di SMA kami dahulu. Maka dari itu, Jumat 24/5/2013, saya dan 8 teman saya ini janjian untuk kumpul di Taman Bungkul Surabaya dan kemudian berangkat ke Blitar, sebuah kota kecil nan indah yang tak akan pernah kalian temui di negara lainnya. Asli Indonesia punya, tak ada yang lain.                 Jam 9.15 pagi, saya berangkat ke rumah salah satu dari 8 teman saya, Yogi namanya. Sesampainya disana, saya dan Yogi saling bertukar cerita mengenai masa depan, imp

Malang Di Minggu ini

                 Malang di hari Minggu ini (12/05/2013) dingin, sedingin salju yang telah lama mengendap di Kutub Utara. Tak tahu ya, saya betah sekali berada di Malang. Entah karena ini tempat kelahiran saya atau lainnya, yang saya tahu pasti, saya mencintai Malang.                 Ya, hari ini, pacar saya, Fitri sedang merayakan hari burungnya. Saya pun senang sekali, karena pasti nanti akan ditraktir. Dan betul, saya ditraktir makan ayam bakar di Lesehan Bumbu Desa. Letaknya berada di ruas jalan Sigura dan bersebelahan persis dengan Institut Teknologi Nasional. Katanya Fitri, tempat ini enak sekaligus murah. Dan sekali lagi, betul! Tempat ini cocok untuk memanjakan perut dengan harga yang terjangkau.                            Sebetulnya, saat menulis topik ini, mood saya sedang jelek. Entah kenapa. Saya juga bingung. Seharusnya, saya berbahagia di hari ini. Karena, banyak kejadian yang bisa membuat saya bahagia hari ini. Si Fitri ulang tahun, ditraktir makan ayam bakar,

Go Fuhrer Hitler

                Saya senang dengan Adolf Hitler, sang pendiri dan ketua Partai Nazi ( Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei ) . Bukan, bukan karena saya senang dengan sikap-nya Hitler yang psikopat di tragedi Holocaust-nya, tapi saya senang saja dengan pemikirannya. Pemikirannya yang cemerlang mengenai Reich Ketiga, sebuah kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik. Wow, saya tidak menyangka bisa menulis dengan bahasa yang sangar begini. Hahaha.                 Pun juga saya senang dengan sikapnya. Dia seorang pemimpin yang kharismatik, disegani oleh banyak orang, sehingga ya tak salah kalau banyak yang menjadi pengikutnya. Kamu pasti pernah bertemu dengan orang yang kharisma-nya tinggi,kan? Nah, di saat kamu bertemu dengan orang-orang seperti itu, kamu pasti merasa kagum dan ya mungkin saja sungkan . Sudah layak dan sepantasnya orang berkharisma tinggi disegani. Dia juga seorang pemimpin yang mampu menggerakan

Roller Coaster

                Semenjak melihat Final Destination 3 , saya jadi ngeri dan takut untuk naik roller coaster . Kamu tahu kan roller coaster ? Itu tuh wahana kereta yang berjalan di rel yang meliuk-liuk tidak karuan seperti benang layangan itu. Ya, saya jadi parno sendiri dengan roller coaster. Setiap pergi ke tempat rekreasi keluarga, seperti Jatim Park di Batu, Malang,   atau dimanapun, saya selalu berusaha menghindari naik roller coaster . Ya itu tadi, ngeri.                 Padahal, saya dulu sangat menyenangi permainan-permainan menantang seperti roller coaster . Tapi sekarang tidak. Setiap melihat roller coaster , bulu kuduk saya berdiri. Memang dasar film kurang ajar, bikin takut orang saja. Ya, film garapan James Wong ini dirilis tahun 2006. Merupakan kelanjutan dari sekuel film Final Destination 2. Film yang isinya kematian-kematian yang mengerikan dan menurut saya nggilani. Film yang dibuka dengan beberapa remaja yang ingin merayakan kelulusannya dan akhirnya pergi k

Sang Petualang Kebaikan (Uje)

            26 April 2013 Indonesia sedang berduka. Ditinggal salah satu anak bangsa terbaiknya, Ustadz Jefri Al-Buchori (selanjutnya Uje). Yang terkenal dengan sebutan ustad gaul, karena gaya dan cara beliau berdakwah berbeda dengan para ustad yang lainnya. Saya, yang non muslim pun merasa kehilangan. Seingat saya, di masa-masa puasanya umat muslim, sering beliau kultum 15 menit di televisi menjelang buka puasa. Dan saya sering menontonnya. Dakwah-dakwahnya sungguh kena dan masuk ke hati. Dibungkus dengan bahasa yang simple tapi bermakna. Dan terbukti, orang lebih menangkap apa yang dimaksudkan dengan bahasa gaul beliau.                Kalian pasti pernah lah mendengar cerita masa lalu dari Uje yang katanya nakal, ndablek , sempat terjerumus ke dalam lembah hitam, namun akhirnya bertobat setelah pergi Umroh. Dan, sampai akhir hidupnya, beliau betul-betul menjadi orang baik. Orang yang disayangi oleh banyak umat-nya. Terbukti dengan banyaknya orang yang   masih ziarah ke

Mood-Mood-an yang Nge-Mood

                Kecil kecil gini, saya pernah menjadi redaktur di majalah SMA saya. Dan juga menjadi Pemimpin Redaksi di majalah SMA saya. Bukan, bukan karena saya yang paling ahli dalam tulis menulis, melainkan karena pada waktu itu hanya saya saja calonnya dari kelas 3. Hahaha. Dan aturan di majalah SMA tersebut, yang berhak menjadi Pemred adalah yang sudah kelas 3. Jadilah saya yang terkena apes mendapat jabatan tersebut. Ya karena itu tadi, ditunjuk bukan karena hati nurani masing-masing anggota, melainkan karena gojlokan . Hahaha, kurang ajar.                 Saya senang menulis. Maka dari itu saya membuat blog. Menulis yang bagi saya mengeluarkan unek-unek yang ada di kepala. Percuma kan kalau unek-unek tersebut dibiarkan terpendam di otak saya. Jadinya saya tidak mendapat apa-apa dan tidak bisa berbagi ke orang lain. Ya, akhirnya menulislah yang saya lakukan. Dengan menulis saya bisa mendapat banyak pengetahuan, bisa berbagi ke orang lain juga. Dan kalian tahu sendir