Langsung ke konten utama

Hipster

                Jujur, saya pernah menjadi seorang hipster akut di masa-masa sebelum tahun 2013 dan 2014. Kamu tahu hipster kan? Menurut pengertiannya di kamus Oxford, hipster mempunyai arti noun (informal) a person who follows the latest trendsand fashions. Yang kalau di bahasa Indonesia-kan artinya kurang lebih seseorang yang mengikuti perkembangan terakhir dari trend dan fashion. Dan saya pernah menjadi kaum hipster ini. Hahaha. Maklum, waktu itu masih alay-alaynya saya. Hehehe.

                Sah sah saja bagi saya jika seseorang mengikuti perkembangan trend dan fashion yang sedang musim belakangan ini. Tapi bedanya, kaum hipster ini cenderung fanatik dan menganggungkan trend maupun label label pakaian, musik yang mereka sukai. Contohnya saya. Saya senang dan fans berat dari Pee Wee Gaskins yang notabene mempunyai musik beraliran pop punk. Dengan stylenya yang keren, sepatu merk Vans yang terkenal di Amerika, pun juga dengan label pakaiannya seperti Afends, Macbeth yang juga terkenal di luar negeri, tak salah jika akhirnya saya juga rela menabung supaya merk-merk tersebut bisa ada di lemari saya. Hingga pernah saya rela tidak makan sehari karena kehabisan uang membeli semua kaos,sepatu dari merk-merk tersebut. Hahaha. Kalau mengingat jaman-jaman itu, rasanya sungguh konyol. Mengapa juga saya sangat fanatik waktu itu? Hehehe. Ini terjadi di rentang waktu 2010 hingga akhir 2012. Lumayan lama menjadi seorang hipster. Hehehe.

                Itu pun juga terjadi bila saya bicara soal “musik dari band apa yang paling enak didengar” dengan teman saya. Teman saya ini juga mengidap penyakit hipster ini. Kalau teman saya ini senang dengan Saint Loco yang notabene aliran musiknya seperti Linkin Park dan label DC-nya yang terkenal itu. Kalau sudah bicara soal musik begitu, pasti saya dan sang teman ini tidak mau mengalah. Sampai-sampai pernah kami berdebat dan tidak bicara selama 3 hari. Hahaha. Padahal satu kampus. Hahaha.

                Ya, memasuki awal 2013 dan 2014, saya akhirnya mulai mengurangi kesukaan saya dengan Pee Wee Gaskins. Bukan apa-apa. Cuma udah ga jaman aja. Umur udah bertambah, jenggot tumbuh dimana-mana, tapi masih menjadi seorang hipster. Untungnya, saya orang yang cepat mengalihkan kesukaan saya. Ya, kadang saya juga masih mengikuti perkembangan Pee Wee Gaskins, tapi tidak sefanatik dulu. Saya masih ingat, kalau dulu saya selalu ngeprint jadwal manggungnya Pee Wee Gaskins kemudian saya tempel di meja belajar saya. Hahaha. Sampai segitunya ya. Fans abadi.

                Jika ada yang bertanya saya senang apa sekarang, saat ini saya sedang kembali ke hobi masa-masa kecil saya. Menulis, membaca buku, kemudian hobi baru yakni mendesign, dan juga hobi saya yang lain yakni jalan-jalan. Ya jalan-jalan. Kemana saja. Yang penting jalan-jalan. Bukan jalan-jalan ke mall, tapi jalan-jalan ke tempat-tempat tersembunyi yang enak untuk bermimpi. Kadang di atas atap, ataupun di Malang. Ya banyaklah. Kamu pasti bingung kalau saya jelaskan. Hehehe.

                Menulis tetap menjadi hobi saya sejak kecil. Untuk musik apa yang saya dengarkan sekarang, saat ini saya netral netral aja. Tidak terlalu berlebihan dengan musik-musik manapun. Mau Pee Wee Gaskins, Sheila on 7, THE SIGIT, Maliq n d’Essentials, ya saya dengarkan semuanya. Musik itu toh juga universal. Tergantung suasana hati. Betul?

                Untung saja saya sudah tobat sekarang menjadi hipster. Coba kalau masih jadi hipster, mungkin tidak makan sebulan. :(

Berkah dalem,


Komentar

Favorites

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33

Sebuah Tantangan Untuk Setia

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu nama dalam hati lalu berjanji tidak akan pernah mengkhianati”                                                                 Indri Mozzhel                                 Ya, kenapa tidak mencoba untuk setia? Malah mencoba selingkuh?                 Pertanyaan itu yang mendasari saya terhadap laki-laki di jaman sekarang ini. Saya tidak tahu mengapa laki-laki begitu mudahnya menyakiti perasaan hati seorang perempuan. Dengan cara selingkuh pula. Bukan berarti perempuan tidak bisa sih. Tapi memang, kebanyakan yang selingkuh dan yang dijadikan “objek” oleh sinetron-sinetron di Indonesia untuk berselingkuh adalah laki-laki. Dan saya sebagai laki-laki yang miris melihat   sinetron Indonesia yang seperti itu, tergerak untuk mengutarakan pendapat. Bahwa tidak semua laki-laki itu selingkuh.                 Alasannya? Ya saya. Saya tidak pernah selingkuh. Tapi pernah diselingkuhi. Hiks.                 Ah sudahlah, sakit hat