Langsung ke konten utama

metamorfosis teman

Oke, masa SMA baru aja gue lewatin 6 bulan yang lalu. Kangen? Pastinya. Gue kangen sama semua temen laki-laki gue. Ada yang namanya aldo, qroen, beni, wika, tomy, joshua, septian, shandy, ardian, carel, yosafat, beuh banyak lha. Mungkin klo ditulis semuanya, satu blog penuh semua. Hohoho.
shisha-an
                Kenapa gue kangen sama mereka? Simple! Karena kita pernah nakal bareng. Pernah waktu pelajaran Sosiologi (karena gue IPS), kita semua yang di kelas ngantuk sama ocehannya si guru ini. Akhirnya, ada satu temen gue namanya sius bawa mie sedap goreng. Langsung deh, dia buka mienya itu, sobek bumbunya, terus dibagi-bagiin ke temen yang ngantuk. Damn, gue kangen banget suasana kayak gini. Gak gue temui pas gue udah kuliah. Persahabatannya itu loh, erat banget. Ketika gue bersama mereka, gue merasa seperti bisa jadi diri gue sendiri. Gak malu sama orang lain, malah biasanya malu-maluin. Dan uniknya, ketika gue harus berpisah sama mereka, mereka tetep inget gue. Kan kita punya kayak akun facebook angkatan gtu. Nah mereka sering ngobrol-ngobrol atau bkin status di situ yang bisa bikin gue inget lagi masa-masa SMA. Emang bener, masa-masa SMA paling indah. Gak ada yang bisa gue lupain dari mereka.  Mereka emang sejati dan layak untuk menjadi seorang sahabat buat gue. Viva La Vida St Joseph -brothers-

hujan-hujanan. asoi!

st joseph brothers

Komentar

Favorites

Menuai

“Sabarmu panjang, tuaianmu ya pasti besar” Begitu kira-kira isi pesan Whatsapp yang saya terima menjelang maghrib dari pacar saya, Si Grace. Hati serasa plong begitu melihat isi pesan tersebut. Serasa ada yang mengingatkan bahwa apa yang saya alami sekarang ini sifatnya hanya sementara. Ya, saya percaya akan ada hal baik yang terjadi di hidup saya sebentar lagi. No excuses, just believe . ********** “ Cepat makan! Sabar juga butuh makan!” sambung si Grace dengan emoji marah. Ah iya saya lupa, sabar juga butuh makan ternyata.

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33