Langsung ke konten utama

Selamat Bulan 12 Di Tahun '13


Aku ingat, ketika pertama kali kita bertemu. Kau meminta bantuanku untuk menemanimu daftar ulang di salah satu universitas negeri yang kau inginkan. Langsung kuterima permintaan bantuanmu itu. Dan disitulah, di tempat bernama Mertex, depan jalan perumahanku, kau menungguku dengan ayahmu. Aku deg-deg’an. Karena memang baru pertama kali. Tapi ketika mata kita saling bertatapan, kau tersenyum. Senyumanmu saat itu mungkin menjadi senyuman terindah dalam hidupku. Manis seperti coklat, tulus seperti merpati. Aihh, mempesona sekali.

Aku juga ingat pertama kali aku marah kepadamu. Marah karena temanmu yang siapa itu? Aish, aku lupa namanya. Sebut sajalah Panjul. Ya, marah karena Panjul, ketua kelompok Ospekmu yang melarang aku untuk meneleponmu, karena kelompokmu dan juga dirimu sedang mengerjakan tugas OSPEK yang harus dikumpulkan besoknya. Pikirku saat itu ”Kenapa dia melarang-larang aku meneleponmu? Siapa dia?” Ya, pikiranku yang saat itu masih sangat egois. Egois karena rindu dengan dirimu. Seakan-akan tak rela jika tugas ternyata lebih penting daripada aku. Haduh.

Inget gak, waktu kita menyempatkan waktu untuk melihat-lihat perumahan di daerah Tidar, Malang? Kau suka tipe rumah yang minimalis, dan akupun juga. Ketika melihat salah satu rumah minimalis yang sesuai dengan seleramu, kau bergumam “ Semoga besok kita bisa punya rumah kaya gitu ya sayang “ . Ya semoga. :3

Dan aku juga ingat pertama kali dirimu marah kepadaku. Gara-gara prasangka burukmu yang mengatakan bahwa aku melihat perempuan lain saat kita sedang kencan berdua di salah satu pusat perbelanjaan. Saat itu, sumpah demi Dewi Persik kawin lagi dan beranak 10, aku tidak melihat  perempuan lain. Mungkin dirimu tidak percaya dan ragu dengan jawabanku saat itu. Tapi tak apalah. Toh memang aku tidak melakukan seperti apa yang kau pikir.

Dari tragedi yang katamu “Melirik Cewe Lain” itu, aku jadi tahu bahwa kamu setia dan mudah cemburu. Tak sanggup melihat orang yang kau sayangi berpaling begitu saja ke perempuan-perempuan lain.

Tak disangka, aku pun bingung karena kita telah berhasil menjalin kasih selama setahun. Banyak hal yang kupelajari dari kamu dan hubungan ini. Bahwa sepenuhnya cinta yang tulus datang dari dalam hati akan terasa cepat dimakan oleh waktu. Bahwa nyatanya, kamu tidak bosan dengan aku. Berkali-kali aku melakukan kesalahan, tapi kamu masih mau menerimaku dan memaafkanku. Pikirmu saat itu “Ya kamu memang ga sempurna, tapi aku mau menyempurnakan kamu buat aku” Duhh, puitis bin ajib lah kata-katamu saat itu.

Sampai di sini, aku sudah bingung ingin berucap apa. Aku kutipkan ya beberapa bait puisi cinta mesra dari idolaku, Chairil Anwar si Binatang Jalang itu.

TAMAN 

Taman punya kita berdua tak lebar luas,

kecil saja satu tak kehilangan lain dalamnya.

Bagi kau dan aku cukuplah 

              Taman kembangnya tak berpuluh warna
 

             Padang rumputnya tak berbanding permadani
 

           halus lembut dipijak kaki.
 

           Bagi kita bukan halangan.
 

          Karena
 
          dalam taman punya berdua
 
            Kau kembang, aku kumbang
 

             aku kumbang, kau kembang.
 

            Kecil, penuh surya taman kita
 

               tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia


Ya, aku sudah benar-benar bingung ingin berucap apa lagi di tulisan ini tentang kamu. Duh, kamu memang melenakan. Hatiku sudah sangat terlena dengan dirimu. Hmm, bagaimana kalau ucapan terima kasih?

Terima kasih karena telah mengisi hari-hariku dengan bawel’anmu, dengan cerewetmu, dengan suaramu yang lucu seperti Tweety, dengan perhatianmu semuanya aku ucapkan terima kasih. Sejujurnya, aku senang dengan semua kecerewetanmu itu, meskipun aku sering membuang muka dan menggodamu saat cerewet. Tetapi, percayalah!  I am blessed for receiving those kinds of care.

Terima kasih telah menyediakan pundak, hati, dan juga peluk untuk aku berbagi semua mimpi, cerita, maupun keluh kesah. Tak ada tempat curhat yang paling nyaman lagi selain dirimu.

Terima kasih karena telah menghidupkan kembali rasa cemburuku yang sudah lama hilang. Sekian lama aku mencarinya, ternyata ada padamu. Padahal, aku berpikir bahwa aku tak akan bisa cemburu lagi. Ternyata aku salah. Kini aku yakin, bahwa ketakutanku yang terbesar adalah kehilangan dan berpisah denganmu. Semoga saja tidak. Aku tidak ingin ketakutan itu menjadi kenyataan. Semoga kita bisa awet ya, sampai kakek nenek. :)

Terima kasih atas pengertianmu. Sehingga hubungan ini akhirnya mempunyai umur. Terima kasih untuk semuanya. Seeemmmuuuaaa yang telah terjadi dan menjadi kesalahanku di masa lalu, maafkanlah. Aku berjanji dari ujung kaki hingga ujung rambut, tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama. Aku berjanji akan memberimu kelembutan, kasih sayang, ketulusan, dan semua yang kau butuhkan dari aku dan hubungan ini.

Oh iya, terima kasih juga, karena sampai saat ini kau masih mau menampung dan berbagi mimpi denganku :) :3


Selamat satu tahun Fitri Nurmaysta Sari. Stay with me until last forever, will you? :3

Alun Alun Kota Batu, di suatu malam di 4 bulan lalu. :)


Komentar

Favorites

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33

Sebuah Tantangan Untuk Setia

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu nama dalam hati lalu berjanji tidak akan pernah mengkhianati”                                                                 Indri Mozzhel                                 Ya, kenapa tidak mencoba untuk setia? Malah mencoba selingkuh?                 Pertanyaan itu yang mendasari saya terhadap laki-laki di jaman sekarang ini. Saya tidak tahu mengapa laki-laki begitu mudahnya menyakiti perasaan hati seorang perempuan. Dengan cara selingkuh pula. Bukan berarti perempuan tidak bisa sih. Tapi memang, kebanyakan yang selingkuh dan yang dijadikan “objek” oleh sinetron-sinetron di Indonesia untuk berselingkuh adalah laki-laki. Dan saya sebagai laki-laki yang miris melihat   sinetron Indonesia yang seperti itu, tergerak untuk mengutarakan pendapat. Bahwa tidak semua laki-laki itu selingkuh.                 Alasannya? Ya saya. Saya tidak pernah selingkuh. Tapi pernah diselingkuhi. Hiks.                 Ah sudahlah, sakit hat