Langsung ke konten utama

Kejam

Kabar gembira buat saya!

Akhirnya saya resmi bekerja di salah satu startup yang berkembang di Indonesia.

Kabar menggembirakan ini saya dapat 2 minggu yang lalu. Dan jabatan yang saya emban di sini juga tidak main main, yakni menjadi seorang Bussiness Development Executive atau disingkat BD. Padahal saya mengisi form untuk menjadi Sales Executive di hari saya melamar di sini. Tapi saya diterima menjadi BD, satu tingkat di atas Sales Executive. Mungkin dewi fortuna sedang menjadi pacar saya hari itu.

Singkat cerita, saya pun melakukan persiapan menjelang hari pertama saya bekerja, yakni 2 Oktober 2017. Saya membaca prosedur bagaimana aplikasi ini bekerja, membaca apa yang harus saya lakukan, menandatangani kontrak kerja yang disepakati, melakukan review dan mulai mencari beberapa customer yang akan saya prospek untuk memakai aplikasi ini.

Kenapa harus mencari customer ?

Ya, jobdesk seorang BD meliputi canvassing atau pengertiannya mencari customer guna memakai aplikasi ini. Setelah saya telusuri, ternyata jobdesk seorang BD sama saja seperti Sales Executive. Yang beda di sini adalah bonus yang saya dapat lebih besar daripada Sales Executive, pun juga saya memiliki kesempatan untuk berkeliling kota dan memiliki akses ke kantor pusat langsung. Sekilas saya juga sempat merasa aneh dan bingung, tapi karena tergiur jalan-jalan gratis dan bonus yang tinggi, persoalan ini akhirnya tak menjadi masalah buat saya.

Singkat cerita lagi, kesialan menghampiri saya di H-7 saya akan bekerja.

Hape saya tiba tiba rusak. Dan saya tidak memiliki dana untuk memperbaiki hape saya itu. Kemudian saya pun menceritakan masalah ini ke orang yang menginterview saya di startup ini, sebut saja J. Olehnya, saya disuruh untuk mencari pinjaman hape agar bisa berkomunikasi dengan teman teman di kantor dan oleh orang orang pusat.

Beruntungnya saya, pacar saya mengizinkan untuk memakai hapenya terlebih dahulu untuk keperluan kerja saya. Masalah teratasi dengan mudah dan lancar seperti orang selesai berak.

H-1 bekerja, saya dihubungi oleh si J. J menanyakan kenapa WA saya belum aktif. Saya pun menceritakan bahwa WA akan saya aktifkan besok pada hari pertama bekerja. Dia pun sempat menelepon saya dan menanyakan apakah nanti saat bekerja saya bisa dihubungi 1 x 24 jam, apakah saya bisa berkomunikasi setiap waktu dengan kantor dan pusat. Dan saya pun dengan tegas menjawab bisa.

Eh ndilalah, selesai telepon dia memberi pesan singkat ke saya,

“Keputusan nanti akan dihubungi langsung oleh orang pusat”

Setelah membaca pesan singkat itu, perasaan saya berkecamuk. Keputusan apalagi yang harus saya tunggu? Toh saya sudah menandatangani kontrak kerja, toh saya juga sudah dibuatkan kartu nama oleh kantor. Terbersit perasaan buruk yang terlintas di hati saya. Tapi saya buang jauh jauh perasaan itu mengingat betapa bahagianya saya akan bekerja besok.

15 menit setelah pesan singkat itu, saya ditelepon oleh nomor Jakarta.

Halo Stanlee, ini gw E** dari Moka*** Jakarta. Si J tadi report ke gw kalo lu ada masalah soal komunikasi. Karena masalah itu, lu jangan gabung di sini dulu deh ya. Maaf lu belum bisa gabung ama kita. Nanti aja next kalo ada lowongan lagi lu boleh ikutan lagi” kata orang ini.

Saya pun menjawab,

“Loh, saya ini sudah bisa dihubungi kok. Ini cuma kesalahpahaman aja. Nanti deh kalau saya bekerja liat sendiri. Hape sudah ditangan ini” balas saya sambil menelan ludah.

“Iya sih, cuma lu lama merespon apa yang diharapkan si J ini. Dia kan nyuruh lu untuk nyari hape udah seminggu yang lalu dan ngaktifin WA lu. Nah, ini sih yang ga bisa ditolerir. Yauda ya sorry, thanks” jawab si E** ini.

Kemudian telepon pun putus.

Sebegitu mudahnya mereka menghancurkan kebahagiaan seseorang. Dan sebegitu mudahnya mereka tidak memberi saya kesempatan. Belum juga bekerja, saya sudah dikeluarkan. Terlintas wajah adik dan ibu saya ketika itu. Ingin rasanya pulang dan menangsi di pelukan ibu. Ingin rasanya saya bilang ke ibu saya kalau dunia itu memang kejam. Tapi semua itu saya simpan dalam hati. Sejenak saya memejamkan mata dan menunduk.

Kok ya ada-ada saja ya pengalaman saya ini? Sekilas mirip drama di FTV Indonesia yang pemerannya bahkan saya tidak tahu, apalagi ceritanya. Selesai memejamkan mata, saya pun menghela napas panjang dan yasudah mau diapakan lagi. Satu-satunya pikiran yang menenangkan saya waktu itu adalah “pasti ada sesuatu hal baik yang aku dapat setelah ini”. Bukankah untuk menjadi orang besar, kita harus lebih dulu ditolak? Bukankah untuk menjadi orang besar kita harus lebih dulu diuji mentalnya? Dan bukankah untuk menjadi orang besar, kita harus belajar untuk memaafkan orang lain yang menyakiti kita?

Everything magical, and it’s all possible you know. Mungkin Tuhan menyuruh saya untuk bersabar, menata diri dan mimpi-mimpi saya lagi, atau mungkin juga Tuhan menyuruh saya untuk lebih berusaha lagi. Yang saya percaya sampai saat ini adalah bahwa ada alasan dibalik semua yang telah terjadi. Everything happens for a reason. Dan bukan tidak mungkin setelah ini saya akan mendapat dari apa yang saya tanam.

Sudahlah, saya cuma ingin membagikan apa yang terjadi dalam kehidupan saya. Pengalaman yang unik ini tidak semua orang bisa mendapatkannya. Mau mengeluh ya buat apa? Orang sukses tidak pernah mengeluh. Orang yang sukses tidak pernah tidak mengalami penolakan. Dan orang yang sukses selalu memunyai pengalaman yang unik. Pun juga selalu dekat dengan Tuhan :)


Berkah dalem, 

Komentar

Favorites

Buah Tanggung Jawab

                Sialan!                 Sabtu kemarin (25/10/2014), saya tak sengaja menyerempet bagian depan mobil di kawasan sekitar kost saya. Apesnya lagi, karena saya yang salah, saya terpaksa membayar biaya perbaikan bagian yang saya serempet tersebut sebesar Rp 500.000,00.                 Buset dah, padahal goresan yang saya sebabkan hanya sepanjang 5 cm. Tapi harus mengganti Rp 500.000,00. Hiks.                 Sebenarnya saya bisa menghindari mobil tersebut. Namun, karena saya menekan rem bagian depan terlalu mendadak dan jalanan saat itu dipenuhi pasir bangunan, akhirnya jatuhlah saya. Istilah jawa-nya “ ngepot” .           ...

What's Next?

                 Ada sebuah keresahan datang di 9 hari setelah saya bertambah umur. Yakni soal “Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Sebuah pertanyaan simpel bagi seorang anak TK. Tapi sebuah pertanyaan ancaman bagi generasi generasi muda seperti kamu dan juga saya. Ya, apa yang akan saya lakukan?                 Terlintas sebuah pikiran untuk bekerja. Tapi, kerja apa? Berbagai tawaran dan pilihan datang kepada saya. Ada tawaran dari seorang teman untuk menjaga franchise di salah satu tempat waralaba baru. Gajinya pun menarik. 1,2 juta. Glek!   1,2 juta itu ukuran yang besar bagi anak kost seperti saya. Belum tambahan uang saku dari orang tua yang saya dapat. Mungkin, dalam sebulan bisa kredit motor 2x lah ya. Hehehe.                 Alay -,-!     ...

Perbedaan

                 Oke,                 Ijinkan saya berbicara serius kali ini.                 Hehehe,                 Berkaitan dengan yang namanya perbedaan.                 Perbedaan bukanlah suatu ancaman. Tapi lebih dari itu. Perbedaan itu merupakan anugerah. Anugerah untuk saling menghargai sesama manusia yang berbeda. Kita diajak untuk menjunjung tinggi toleransi kepada sesama kita yang berbeda. Mungkin berbeda keyakinan atau agama, suku, ras, kebudayaan. Dan tugas utama kita yakni menghargai dan memberi tempat kepada mereka yang berbeda itu. Tak ada hal yang lebih baik selain menerima perbedaan itu.    ...