Langsung ke konten utama

Dewo ke Spanyol!


                Kabar itu datang 4 bulan yang lalu, tepatnya bulan Mei 2013. Ketika sedang online di salah satu jejaring media sosial, tiba-tiba adik kelas saya semasa SMA, Tommy mengajak chatting saya.

Eh Stan, wes ngerti durung? “  tanyanya.

“ Durung, ngerti opo? “ balas saya.

“ Mas Dewo kape disekolahno Uskup nang Spanyol “  jawab dia.

“ Hahhh?? Dewo kape sekolah nang Spanyol? “ balas saya setengah kaget tidak percaya.

“ Iyo, tako’o Theo opo Ferdian “  sambungnya lagi.

                Ya, Dewo. Drummer saya dulu di SMA. Jadi, singkat cerita, semasa SMA, saya mempunyai band yang bernama “Vox Amens”. Diambil dari kata bahasa Latin yang artinya Suara Gila. Saya di vokal, Beni di bass, Denta di keyboard, Ardian di gitar, dan Dewo itu tadi di Drum. Lucunya, baru sekali ikut festival, si Vox Amens ini langsung menyabet juara 1. Padahal kita ber-5 hanya latihan selama 2 minggu, itu pun bolong-bolong. Nah, karena kemampuan kami menyabet juara itulah, kita pun berjanji selepas dari SMA akan melanjutkan “Vox Amens” ini tadi. Tapi, sekali lagi kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Si Dewo lebih memilih untuk menjadi seorang pastor dan meninggalkan Vox Amens ini. Sedih memang, tapi kita ber-4 ( Saya, Beni, Ardian, dan Denta ) lebih sedih lagi jika cita-cita mulia si Dewo ini tidak tercapai. Toh, masih banyak yang bisa bermain drum di dunia ini kan? :)

"Vox Amens" ki-ka : Dewo, Denta, Saya, Beni, Ardian.

                Setelah kabar burung yang mengejutkan itu datang, saya pun sibuk mencari kebenaran dari berita tersebut. Saya mulai bertanya kesana kemari, terlebih ke teman-teman Dewo sesama calon pastor. Dan kebanyakan dari mereka menjawab “ Iyo, Dewo nang Spanyol”. Hebat. Itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut saya. Dewo yang slengekan itu ke Spanyol? Dewo si orang pertama dari SMA saya yang naik ke puncak Mahameru itu? Dewo si jagoan misuh  itu? Dewo yang kadang-kadang rese itu? Dewo yang kalau marah makannya bisa 2 piring itu?  IYA! Alamak kali kau ini Wo, Wo. :D

                Ya, saya masih kaget dan tidak percaya ya dengan kabar itu. Tapi, setelah timeline Facebook saya penuh dengan foto-foto Dewo yang sedang berada di Spanyol, saya baru percaya. Gila, ternyata dirimu hebat juga ya Wo. Padahal semasa SMA itu dirimu selalu tidur di kelas, tidur juga di kapel Seminari ketika misa pagi. Dan juga selalu ngelindur ketika tidur. Ngelindurnya pun lucu, MISUH! Hahahaha. Jadi pernah saya tidur satu kamar dengan Dewo, dan di keheningan malam itu yang seharusnya damai, tiba-tiba terdengar sahutan “CUK, OJOK MACEM-MACEM KON KARO AKU!”. Refleks, saya pun kaget. Eh, ternyata di Dewo ngelindur sambil tetap tidur. Hahaha. Yang masih membingungkan, kenapa juga ngelindurnya harus misuh? Hahaha. Haduh-haduh :D

                Saya akui, Dewo ini orangnya supel. Dan di samping itu, dia juga pandai bergaul. Sering saya melihat Dewo berbincang-bincang dengan orang yang lebih tua, dengan para Pastor yang usianya mungkin 2x lipat dari usia Dewo. Pun juga dia humoris, walaupun selalu dibarengi dengan misuh :D. Hahaha. Makannya banyak, rokokannya pun juga kencang layaknya Komeng di iklan Yamaha. Baru-baru ini, saya melihat Dewo mengeluh di Facebook. Pasalnya, mencari rokok kretek di Spanyol sana bagai mencari kembarannya Aura Kasih di Papua. Sulit. Dan saya baru tahu, bahwa ternyata rokok luar negeri sangatlah tidak enak seperti yang diungkapkan Dewo di FB. Dia pun meminta salah satu temannya untuk mengirimkan rokok macam Surya, Inter, dan lainnya ke Spanyol. Hahaha, ada-ada saja kau ini Wo, Wo.

                Haduh-haduh, teman saya akhirnya sudah berangkat ke luar negeri untuk mencapai mimpinya. Awesome! Kekuatan mimpi itu ternyata memang ada ya. Semakin kuat kita menggenggam mimpi itu di tangan kita, semakin besar harapan mimpi itu akan datang. Semesta telah berbaik hati ke Dewo. Semesta alam telah membantu Dewo mencapai mimpinya. Mungkin karena Semesta melihat kegigihan tangan Dewo menggenggam mimpinya. Dan tak perlu menunggu lama untuk orang yang gigih dalam mimpinya. Dalam waktu dekat, semua yang diharapkan akan terjadi. Ya, seperti Dewo ini. Saya salut sama kamu, Wo. Sukses terus di sana, di University of Navvara. Semoga cita-cita kamu yang sangat mulia ini tercapai. Dan jangan lupa sama Gusti yang sudah senantiasa memberikan kamu kenyataan mimpimu itu Wo. Oke ? :)

Dewo, bersama piala Juara 1 Festival pertama kami, Vox Amens

Eits, koncone saiki bule tok hahahah :D

Ini dimana, Wo? Pamplona, Spanyol ya? 

Dewo di Puncak Tertingi Tanah Jawa, MAHAMERU :)

Eh Wo, kalau pulang ke Indonesia, titip ya “Gitar Spanyol” satu? :p. Hahaha.

*Foto diambil dari Facebook kepunyaan Dewo. Add saja dia di Ignatius Sadewo

Komentar

Favorites

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33

Sebuah Tantangan Untuk Setia

“Kesetiaan berarti ketulusan untuk menyimpan satu nama dalam hati lalu berjanji tidak akan pernah mengkhianati”                                                                 Indri Mozzhel                                 Ya, kenapa tidak mencoba untuk setia? Malah mencoba selingkuh?                 Pertanyaan itu yang mendasari saya terhadap laki-laki di jaman sekarang ini. Saya tidak tahu mengapa laki-laki begitu mudahnya menyakiti perasaan hati seorang perempuan. Dengan cara selingkuh pula. Bukan berarti perempuan tidak bisa sih. Tapi memang, kebanyakan yang selingkuh dan yang dijadikan “objek” oleh sinetron-sinetron di Indonesia untuk berselingkuh adalah laki-laki. Dan saya sebagai laki-laki yang miris melihat   sinetron Indonesia yang seperti itu, tergerak untuk mengutarakan pendapat. Bahwa tidak semua laki-laki itu selingkuh.                 Alasannya? Ya saya. Saya tidak pernah selingkuh. Tapi pernah diselingkuhi. Hiks.                 Ah sudahlah, sakit hat