Langsung ke konten utama

Semoga Cepat Sembuh, Ayah.


                Apa yang kamu rasakan ketika mendapat kabar buruk?

                Senang? Hanya orang gila mungkin yang senang mendapat kabar buruk.

                Apalagi, kabar buruk dari orang yang menjadi salah satu motivasimu untuk hidup?

                Yah bisa dibayangkan, pasti kamu akan merasa sedih dan gelisah.

                Itu yang sedang saya alami.

                Ayah saya, Ludevikus Iwan Kusuma, secara tumben-tumbennya kemarin menyapa saya lewat blackberry messenger. Ya walaupun hanya menanyakan kabar dan keadaan adik-adik saya, itu sudah cukup bagi saya. Sudah cukup membuat saya tenang dan senang.

                Sampai, ada suatu titik dimana ayah bercerita bahwa tubuhnya yang mulai tua tersebut sedang digerogoti penyakit liver.

                JEGLERR!! Bumi Gonjang Ganjing.

                Mendengar kabar tersebut, saya hanya bisa diam. Ayah yang slengekan, yang selalu peduli pada anak-anaknya, yang semaunya sendiri, sedang menderita penyakit yang cukup serius. Ada rasa kekhawatiran dalam diri saya. Pun juga rasa takut kalau penyakit inilah yang nantinya akan menjadi faktor utama saya dan ayah tak bisa bertemu lagi. Hufft.

                Memang harus diakui, ayah bukanlah orang yang mempunyai pola hidup sehat. Tidur selalu pagi, bangun siang. Kadang makan sehari hanya satu kali. Itupun kadang hanya dengan nasi, tahu, dan tempe. Ya, ayah memang begitu. Tidak suka makanan yang aneh-aneh. Belum lagi dengan kekuatannya menyedot satu bungkus rokok dalam sehari. Wuzz. Bangun pagi yang disentuh bukan air putih ataupun nasi, melainkan rokok dan kopi. Ckckck. Ayam goreng saja dia tidak suka. Karena menurutnya, makan daging ayam sama saja dengan makan daging manusia. Karena sama sama diciptakan oleh Tuhan. Aneh memang prinsipnya, tapi ya itulah ayah.

                Belum lagi dengan kesibukannya sebagai Kepala Cabang PJTKI di Semarang sana. Setahu saya, beliau berangkat kerja pukul 06.00 WIB dan pulang setelah semua urusannya selesai. Kadang jam 22.00 WIB, kadang jam 00.00 WIB. Paling cepat sampai rumah yah sekitar 20.00 WIB. Kadang juga di akhir pekan, ayah masih harus mengurusi kerjaannya tersebut. Tak kenal capek, tak kenal lelah. Mungkin, inilah salah satu faktor sehingga ayah menyepelekan pola hidup sehat. Sayur yang dia suka pun hanya sebatas sayur sawi dan wortel. Selebihnya, NO!

                Tapi walaupun begitu, beliau tetap ayah saya. Dan saya merasa sedih pun juga gelisah dengan kabar yang baru saya dapatkan kemarin. Itu tadi loh, liver setahu saya hanya ada satu di setiap tubuh manusia. Dan berdasarkan browsing kemarin, salah satu penyebab penyakit liver ya karena aktivitas yang tinggi tanpa diimbangi pola makan dan istirahat yang baik. Duh.

                Saya berharap, ayah cepat sembuh. Saya rindu ayah. Pun juga rindu dengan kepeduliannya, dengan senyumannya, dengan tingkahnya yang kadang tak masuk diakal. Saya akan selalu mendoakan engkau disini, dimanapun, dan kapanpun. :’)

Semoga cepat sembuh, Ayah.

Berkah dalem,

     

post scriptum : tulisan lain tentang ayah, sila baca disini ......

Komentar

Favorites

Buah Tanggung Jawab

                Sialan!                 Sabtu kemarin (25/10/2014), saya tak sengaja menyerempet bagian depan mobil di kawasan sekitar kost saya. Apesnya lagi, karena saya yang salah, saya terpaksa membayar biaya perbaikan bagian yang saya serempet tersebut sebesar Rp 500.000,00.                 Buset dah, padahal goresan yang saya sebabkan hanya sepanjang 5 cm. Tapi harus mengganti Rp 500.000,00. Hiks.                 Sebenarnya saya bisa menghindari mobil tersebut. Namun, karena saya menekan rem bagian depan terlalu mendadak dan jalanan saat itu dipenuhi pasir bangunan, akhirnya jatuhlah saya. Istilah jawa-nya “ ngepot” .           ...

What's Next?

                 Ada sebuah keresahan datang di 9 hari setelah saya bertambah umur. Yakni soal “Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Sebuah pertanyaan simpel bagi seorang anak TK. Tapi sebuah pertanyaan ancaman bagi generasi generasi muda seperti kamu dan juga saya. Ya, apa yang akan saya lakukan?                 Terlintas sebuah pikiran untuk bekerja. Tapi, kerja apa? Berbagai tawaran dan pilihan datang kepada saya. Ada tawaran dari seorang teman untuk menjaga franchise di salah satu tempat waralaba baru. Gajinya pun menarik. 1,2 juta. Glek!   1,2 juta itu ukuran yang besar bagi anak kost seperti saya. Belum tambahan uang saku dari orang tua yang saya dapat. Mungkin, dalam sebulan bisa kredit motor 2x lah ya. Hehehe.                 Alay -,-!     ...

Perbedaan

                 Oke,                 Ijinkan saya berbicara serius kali ini.                 Hehehe,                 Berkaitan dengan yang namanya perbedaan.                 Perbedaan bukanlah suatu ancaman. Tapi lebih dari itu. Perbedaan itu merupakan anugerah. Anugerah untuk saling menghargai sesama manusia yang berbeda. Kita diajak untuk menjunjung tinggi toleransi kepada sesama kita yang berbeda. Mungkin berbeda keyakinan atau agama, suku, ras, kebudayaan. Dan tugas utama kita yakni menghargai dan memberi tempat kepada mereka yang berbeda itu. Tak ada hal yang lebih baik selain menerima perbedaan itu.    ...