Semalam,
saya tidak bisa tidur.
Saya
sendiri tidak tahu masalahnya. Miring ke kiri, miring ke kanan tetap saja tidak
mampu membuat tidur saya nyenyak. Akhirnya, saya naik ke loteng atas
kost-kost’an, merenung, kali saja dapat inspirasi.
Tapi,
sesampainya di loteng atas kost-kost’an, nyamuk sepertinya menikmati keindahan
tubuh saya. Gigit kepala, kaki, tangan, mulut, sampai bentol semuanya. Tapi tak
apalah. Digigit nyamuk menurut saya adalah donor darah yang gampang. Tidak
pakai suntik. Dan juga dapat pahala.
Karena beramal menyumbangkan darah untuk kehidupan nyamuk. Hehehe.
Saya
kembali lagi ke ruang tamu. Melihat televisi. Menonton acara khusus laki-laki
di trans7, Mata Lelaki. Hehehe. Tahu kan? Acara yang presenternya sexy sekali
itu. Saya lupa namanya.
Tapi, ...
Ngantuk kok malah nonton yang
begituan? Jancuk! Mata malah bertambah besar. Semakin menikmati keindahan
ciptaan Tuhan. Semakin membangkang untuk tidak merem. Haduh.
Akhirnya, saya kembali lagi ke
kamar. Pikir saya “ Pokok’e aku kudu iso turu. Embuh carane yok opo kudu iso
turu”. Sempat teringat sitkom Mr.Bean dimana dia tidak bisa tidur yang akhirnya
menghitung jumlah domba. Tapi, bodoh sekali saya kalau ikut cara seperti itu.
Di kamar, saya tiduran di kasur. Memandang langit-langit
kamar, sambil berdendang lagu-lagu slow yang sempat terlintas di kepala. Baru sekali
ini saya mengalami insomnia yang lebay. Insomnia yang bila dirasakan
sungguh-sungguh ternyata tidak mengenakkan. Menjengkelkan. Saya tidak tahu
bagaimana dengan orang-orang yang mengidap penyakit insomnia akut. Apakah mereka
bahagia ya dengan insomnianya tersebut?
Kalau sudah begini, saya jadi
ingat dengan rumah. Nyaman sekali. Rumah yang membuat saya nyaman untuk tidur. Kasurnya
empuk. Nyamuknya yang tidak bandel. Dan hal-hal lainnya yang membuat saya ingin
tidur di rumah lagi. Terkadang, saya tidur bersama dengan Gerald, adik saya
yang kecil. Tapi di kost? Sendiri. Sunyi. Tak ada yang menemani. Huhuhu.
**********
Saya tak ingat kapan akhirnya
saya bisa tidur dengan nyenyak. Bangun-bangun sudah jam 06.30 WIB. Yang paling
terasa, pinggang saya terasa sakit dan nyeri. Badan juga terasa remek. Sempat terlintas
untuk tidak ingin masuk kuliah pagi tadi. Tapi, karena janji saya kepada orang
tua di rumah, akhirnya saya putuskan untuk bangun dan kuliah. Masa gara-gara insom,
saya harus merelakan uang kuliah yang setiap semester dibayar oleh orang tua?
Akhirnya saya pun bergegas mandi,
menyiapkan buku, memanaskan motor, dan menuju ke kampus. Biarlah tidur saya
tadi malam menjadi satu dari 365 tidur saya di tahun ini yang tidak berhasil
saya selesaikan. Yang terpenting, saya memperoleh manfaat dari insom saya. Apa itu?
Ya tulisan ini. Tidak bisa tidur,
tapi dapat inspirasi untuk menulis. Hehehe.
Bingung? Maafkan.
Salam,
Komentar