Langsung ke konten utama

What's Next?


                Ada sebuah keresahan datang di 9 hari setelah saya bertambah umur. Yakni soal “Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?” Sebuah pertanyaan simpel bagi seorang anak TK. Tapi sebuah pertanyaan ancaman bagi generasi generasi muda seperti kamu dan juga saya. Ya, apa yang akan saya lakukan?

                Terlintas sebuah pikiran untuk bekerja. Tapi, kerja apa? Berbagai tawaran dan pilihan datang kepada saya. Ada tawaran dari seorang teman untuk menjaga franchise di salah satu tempat waralaba baru. Gajinya pun menarik. 1,2 juta. Glek!  1,2 juta itu ukuran yang besar bagi anak kost seperti saya. Belum tambahan uang saku dari orang tua yang saya dapat. Mungkin, dalam sebulan bisa kredit motor 2x lah ya. Hehehe.

                Alay -,-!

                Ada juga tawaran menarik lainnya dari teman saya ini. Kerja di salah satu brand fashion terbesar di dunia, DC. Tahu kan kamu? Menjadi seorang sales promotion boy. Jadi hanya bekerja jika ada event yang sponsor utamanya DC ini. Menarik? Sangat menarik. Gajinya pun lumayan. Sekali event, bisa mengantongi 2,5 juta lebih. Dengan masa event sebanyak 30 hari. Lumayan kan?

                Tapi, tawaran teman tersebut masih saya renungkan baik baik. Bukan, bukan karena saya sombong tidak mau bekerja seperti itu. Tapi, ada sebuah pikiran terlintas. Apakah tujuan utama saya bekerja hanya karena ingin mendapat gaji banyak? Bukan alasan kenyamanan? Dan passion mungkin? Ya inilah buah buah pikiran yang menjadi permenungan selama 9 hari ini. Kalau saya bekerja hanya karena uang, apakah ada jaminan bahwa saya nantinya dalam bekerja akan benar-benar bahagia dan nyaman? Kalau yang terjadi sebaliknya, siapa yang bertanggung jawab dan menyesal?

                Sebenarnya, alasan utama saya ingin bekerja hanya karena ingin mendapat secuil pengalaman yang mungkin nanti akan menjadi modal berharga saya di masa depan. Kalau uang mah, ya semua butuh uang, tapi kebahagiaan menurut saya tidak bisa diukur dengan uang. Lha wong tidak ada bedanya keseharian saya ketika mendapat jatah uang saku di awal bulan dan kekurangan uang di akhir bulan. Bahagia saya masih sederhana. Bisa menulis di blog sambil ditemani kopi susu Torabika  dan lagu lagu mellow dari si laptop, bahagia saya sudah ketulungan setengah mati. Huehue.

                Cuk, alay maneh -,-!

                Namun, ya karena itu tadi loh. Keresahan saya ini datang karena dimakan usia. Melihat teman-teman saya yang sudah bekerja sambil kuliah, rasanya ya kok aneh gitu. Malu dengan diri sendiri yang masih belum bisa bekerja. Pikiran saya “Kalau aku gak bekerja mulai sekarang, mau dapat pengalaman darimana aku?”. Huffft.

                Untuk saat ini, sepertinya menjadi penyiar radio asyik juga. Mengomel ria di stasiun radio tanpa ada seorang pun yang melihat. Sama seperti seorang pastor khotbah, hanya saja kalau radio yang mendengarkan seluruh kota.

                Ya, selamat malam kawula muda semuanya. Kembali lagi di acara Sharing Night bersama saya Stanlee dan rekan saya blablabla. Gimana nih kabar kalian semua? Baik-baik saja atau galau atau marah, kecewa nih? Silahkan sharing cerita kalian hari ini bersama kami. Tekan nomor 085790xxxxxx. Oke sambil menunggu telepon pertama, For The First Time-nya The Script akan menemani kamu. Nih”

She's all laid up in bed with a broken heart....
For The First Time.....
U u u u u u u ....”

                Hehehe, seru  ya mungkin. Bercerita, mendengar, memutar lagu, memberikan informasi kepada seluruh penikmat radio. Hihihi. Jika impian saya ini berhasil saya dapatkan, mungkin tidak ada lagi yang perlu saya resahkan. Atau mungkin juga saya bisa menceritakan pengalaman-pengalaman saya yang tertuang di blog tercinta ini. Yap, semoga saja di tahun ini atau tahun depan atau bulan bulan ini atau mungkin bulan depan saya bisa menggenggam impian saya ini. Amin amin.
              
                Ya sudahlah, saya masih ingin menikmati masa-masa seperti ini. Masa-masa dimana saya tidak terikat dengan suatu aturan. Masa masa dimana saya masih bisa melanglang buana kemanapun yang saya inginkan. Biarlah kerja itu sendiri yang menghampiri saya. Toh, impian saya juga ingin membuka usaha sendiri. Jadi tidak kerja ikut orang lain. Susah. Lagipula, kerja itu tidak jauh beda dengan jodoh. Gak akan kemana-mana. Tinggal tunggu waktunya dan siap memainkannya. Sip.


Berkah dalem,

Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33