Money
talks.
Alias
uang berbicara.
Saya rasa,
kamu mengerti maksud dari kata di atas. Uang berbicara. Alias lagi uang yang
berkuasa. Ada uang, masalah beres. Sampai ada kalimat “ada fulus, urusan mulus”. Fulus itu artinya uang. Saya tak tahu
darimana kalimat tersebut berasal. Yang jelas, saya pernah mendengarnya.
Bicara soal
uang, siang ini saya berpapasan dengan segerombolan polisi di putaran jembatan Klampis
Aji saat saya hendak balik ke kos’an. Bukan hanya polisi saja ding, tapi juga beberapa pengendara
motor yang ya kamu tahulah ya, kena razia. Ada perasaan kasihan, dan ada juga
perasaan jengkel. Kasihan dengan pengendara motor yang kena tilang, dan juga
jengkel dengan gerombolan polisi itu yang lebih mirip gerombolan si berat
karena perut mereka yang ditambahi polisi tidur. Jancuklah pokoknya
Oiya, saya pernah mengalaminya. Baru
2 kali dan saya harus merogoh kocek sebesar 270.000 rupiah. Angka yang
fantastis lah kalau boleh saya bilang. Fantastis untuk anak kost. Dan sejak
saat itu, saya ogah berurusan dengan polisi. Apalagi kena tilang. Karena sesungguhnya,
kena tilang polisi adalah salah satu hal tidak mengenakkan di dunia ini. Betul
kan?
Ya, sekilas uang memang penting
ya. Bisa menyelesaikan masalah dengan instan. Kamu kamu kan juga senang dengan
yang namanya “instan” kan? Cepat beres, tidak ribet, tapi harus rela
mengeluarkan begitu banyak uang. Padahal sebetulnya, uang bukan segalanya. Uang
sama sekali tidak ada kualitasnya. Cuma ada kuantitas. Ada bentuknya, tapi
tidak ada artinya. Kalau kata si Mario
Tegar sih,
“Aku yang dulu bukanlah yang sekarang. Dulu ditendang, sekarang ku
disayang”
Plakkkkk! Itu kan si Tegar penyanyi cilik yang unyu-unyu itu? Lantas
apa hubungannya dengan Mario Teguh??
Tuh kan salah fokus lagi. Maksud saya
Mario Teguh. Kalau kata si Mario Teguh sih, yang ada artinya di dunia ini cuma satu,
yakni cinta. Ahhh, cinta lagi cinta lagi. Cinta Laura emangnya, Gar? Eh Guh?
Ah sudahlah ya, uang sekarang
sepertinya penting. Saya sih juga merasakannya. Kalau ga ada uang, saya makan
apa? Hehehe. Tulisan di atas itu tadi hanya pendapat dan keresahan saya saja. Beda
pendapat sama saya? Boleh. Hak-hak kamu. Yang penting kalau saya nanti sudah
mulai sukses, saya tidak ingin buta mata sama uang. Tapi buta mata sama kamu. Ceileeee.
Mudah-mudahan.
Salam,
Komentar