Aku masih meyakini bahwa diam adalah alternatif terbaik ketika perasaan hati sedang mendidih dilanda emosi yang berlebihan.
Tapi tidak untuk malam ini.
Ketika beban sudah menjamur di pundak dan kepala, rasanya solusi yang paling tepat adalah meneleponmu. Bercerita banyak sambil diselingi tawa. Ya, tawa yang sudah lama membeku karena rasa rindu ini.
Tapi, solusi itu ternyata salah. Kesalahan itu terletak di sifat jelekmu yang tak kunjung hilang. Masih saja berpikiran negatif tentang aku.
Yang aku sewot lah...
Yang aku mendua dengan perempuan lain lah...
Yang aku keluyuran tak jelas lah...
Ah, embuhlah....
Isi kepala ini semakin mendidih. Sudah di ujung tanduk. Dan juga ubun-ubun. Tak mudah dikeluarkan. Tak seperti orang yang membuang pupnya.
Ya sudahlah. Hanya ini saja yang ingin kuungkapkan. Mungkin, mengganti otak ini dengan otak milik Steve Jobs adalah solusi yang paling tepat.
Salam,
Tapi tidak untuk malam ini.
Ketika beban sudah menjamur di pundak dan kepala, rasanya solusi yang paling tepat adalah meneleponmu. Bercerita banyak sambil diselingi tawa. Ya, tawa yang sudah lama membeku karena rasa rindu ini.
Tapi, solusi itu ternyata salah. Kesalahan itu terletak di sifat jelekmu yang tak kunjung hilang. Masih saja berpikiran negatif tentang aku.
Yang aku sewot lah...
Yang aku mendua dengan perempuan lain lah...
Yang aku keluyuran tak jelas lah...
Ah, embuhlah....
Isi kepala ini semakin mendidih. Sudah di ujung tanduk. Dan juga ubun-ubun. Tak mudah dikeluarkan. Tak seperti orang yang membuang pupnya.
Ya sudahlah. Hanya ini saja yang ingin kuungkapkan. Mungkin, mengganti otak ini dengan otak milik Steve Jobs adalah solusi yang paling tepat.
Salam,
Komentar