Langsung ke konten utama

Septian Dan Masa Yang Tidak Untuk Dilupakan


                Sahabat. Kata itu yang membakar hati saya untuk terus berjuang, walaupun jarak yang sangat jauhhhhhhhhhhh memisahkan saya dengan para sahabat. Serasa tak pernah habis dimakan oleh rayapnya waktu ketika mengingat persahabatan itu sendiri. Tak bosan dan tak jemu juga ketika salah seorang sahabat meminta bantuan. This is mine, it’s yours too. Alangkah senang dan bahagianya ketika mampu membuat sahabat bangkit dan tersenyum lagi.

**********

                Sedih rasanya hati ini ketika melihat sahabat dalam kesusahan. Itu yang saya alami sekarang. Sahabat saya Septian, si elangmusafir itu sedang terbang di sebuah rintangan awan gelap yang sangat sulit untuk dilewati. Saya mengetahuinya secara tak sengaja dari tulisannya di blog. Di tulisannya itu, tersirat kesulitan yang dialami si elang musafir ini. Saya tahu dan mengerti kesulitan yang dia alami sekarang, karena sebelumnya dia pernah bercerita kepada saya mengenai kesulitannya itu. Saya hanya mampu berucap dalam hati “Wes sep, sing sabar sep. Wong sukses iku mesti rintangan hidup’e akeh banget. Sing sabar”. Ketika melihat tulisannya yang mengandung unsur putus asa dan kekecewaan yang sangat, ingin sekali saya mendatanginya dan mengajaknya bersenang-senang barang sejenak untuk melupakan kesulitannya itu. Hati ini miris, bagai tercabik-cabik seekor buaya ganas. Miris, ketika mengingat hal-hal yang pernah kita lakukan bersama, ketika mengingat segala sharing dan ucapan penyemangat untuk menjadi “orang”. Miris ketika mengingat segala kebaikan dan keceriaannya dulu semasa SMA. Miris ketika tahu bahwa di balik keceriannya dulu yang berlebih, tersimpan berjuta problem yang harus ia tanggung sendiri. Ketegaran hatinya seolah diadu dengan kegetiran hati yang saat ini sedang dia alami. Alangkah berat sekali hidupmu kawan.

**********

                Ya, sahabat juga manusia biasa. Juga mengalami penderitaan. Seharusnya saya bersyukur karena penderitaan yang saya alami tidak seberat penderitaan yang dialami Septian. Saya yakin, orang-orang seperti Septian ini-lah yang nantinya akan begitu kuat dalam menjalani hidup. Menjadi orang yang teguh. Mereka akan dengan mudahnya menaklukkan terjalnya kehidupan. Saya sudah tak sanggup berkata apa-apa lagi. Saya hanya bisa menyemangatimu dari sini, Sep. Maafkan saya karena jarang mengunjungimu. Saya berjanji, dalam waktu dekat ini akan mengunjungimu. Sharing  dan berbagi mimpi lagi. Bersama-sama.

**********

                Ada sesuatu hal yang sebaiknya dibiarkan menjadi kenangan. Hal yang membuat kita menjadi sentimentil, melankolis, atau merenung. Malam ini saya membiarkan kenangan persahabatan itu terlarut di sanubari. Menapakkan kembali ingatan persahabatan dengan kawan-kawan saya yang sangat karib. Semuanya, tak terkecuali sahabat-sahabat diluar SMA. Macam Septian, Denta, Beni, Simon, Hendrik, Wika, Yosafat, Ryo, Rico, Tommy “Bayek”, Ardian, Dika, Inod, si Pur yang selalu kentut tak beraturan dan entah berapa lagi sahabat saya yang lainnya. Sering kami menghancurkan makna waktu bersama di tempat yang tak mewah. Cukup bertandang ke warkop. Ditemani kopi seharga dompet yang tipis. Sambil bercengkerama tentang banyak hal. Mulai dari musik, politik, bursa transfer pemain bola terpanas, perempuan cantik, laki-laki brengsek, hingga sok-sokan berfilsafat mengenai masa depan.

                Sudahlah, semua ada waktunya sendiri. Semakin saya teruskan, malam yang suram ini akan semakin suram. Semakin menggalau gila-gilaan. Hehehe. Biarlah itu semua menjadi kenangan yang tersimpan rapi di otak sebelah kanan merepet sedikit ke kiri otak saya. Tidak untuk dilupakan. Kelak, entah kapan itu, saya akan merasakan lagi semuanya. Karena masa ini, tidak untuk dilupakan :)


*Keep spirit brother Septi. Don’t give up until your last breath. Show that you can be an eagle wayfarer. Don’t cry. Remember your dreams. Take out all the people that you love from suffering. Still have the mind to be “orang”. Because you, my best friend who i know will never give up. Conquered the world with your dreams. Like an eagle wayfarer :)
               
Septian, si elang musafir. ( Gambar diambil dari sini ).



Surabaya, 14 September 2013
               

                

Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33