Langsung ke konten utama

Relativisme :)


Bahagia.

Gw uda bahas tema “bahagia” ini di tulisan gw yang judulnya “Konsep Kebahagiaan”. 

Semua orang punya kebahagiaannya sendiri-sendiri. Ada yang bahagia ketika bertemu pacarnya, dan ada yang bahagia ketika makan jagung dicampur dengan petis. Seperti kemarin malam, temen akrab gw tiba-tiba datang ke rumah gw sambil membawakan gw pisang dan tape goreng. Yaa, sedap memang. Langsung gw comot tuh tape.Enak

Di tengah-tengah menikmati tape tersebut, temen gw ini tiba-tiba nangis kecil (tau kan nangis kecil? nangis yang ga ada air matanya, cuma sesenggukan aja). Pikir gw saat itu “jangan-jangan dia nangis gara-gara tapenya gw makan”. Ah, tapi itu tidak mungkin. Jelas-jelas saat masuk rumah gw, dia bilang “ini stan, tape sama pisang bwt elo”. Aman. Tanpa pikir panjang, langsung gw tanya temen gw ini 

“nod, napa lu nangis?” tanya gw

“gapapa, gw bahagia aja sekarang” jawab si inod ini

“”hah? Bahagia kenapa?” jawab gw

Gw langsung berpikiran “ah, masa dia bahagia gara-gara gw makan tape sih? Atau jangan-jangan ini tape yang buat dia dan dia bahagia karena baru gw orang pertama yang makan tape ini, karena orang rumahnya ga mau makan”

Memang, rasa tapenya agak sedikit aneh. Asin-asin kaya nano-nano. Rame-rame rasanya.

“ga stan, gw bahagia aja sama hidup gw sekarang. Kemarin gw secara ga sengaja, ngebuntutin cewe gw, dan ..... “ dia diem sejenak.

“dan apa bro? Mbulet amat lu kaya benang layangan” timpal gw.

“dan, kemarin waktu dia pulang dari kampusnya, gw ngelihat dia dijemput sama cowo lain naik Y***S. Sumpah gw kaget dan mulai saat itu, gw uda ga mau ketemu dia lagi” jawab dia sambil matanya menerawang jauh ke langit.

“oh.....” jawab gw.

Memang, teman gw inod ini anaknya sederhana banget. dia anak orang kaya, tapi dia ga seneng menunjukkan kekayaannya ke temen-temennya. Sederhana banget. Cuma style-nya aja yang keliatan keren. Sehari-hari dia juga pakai Honda CB yang tahun 70-an tuh. Tau gak? Kalian semua pasti pernah ngeliatnya. Sederhana banget dan ga neko-neko. Dan yang paling gw senengi dari dia adalah dia pinter dan ga pelit sama temen-temennya, di antaranya gw ini. hehhee. 

“lha terus, lu kenapa bahagia? Bukankah seharusnya lu sedih?”

“gak stan, gw bahagia aja. Akhirnya gw tersadar dari kebodohan gw selama ini. bahwa gw mencintai orang yang salah, orang yang dari awal cuma ngincer harta gw aja. Orang yang ga mau diajak hidup susah. Orang yang setiap jalan, selalu ngajak ke tempat-tempatnya orang-orang berduit. Dan dimasa-masa itulah,gw merasa bodoh dan bego. Semenjak pacaran sama si M***A, gw jarang kan kumpul-kumpul ama elu, ama simon, ama david, dan yang lainnya. Kesadaran gw ini membuat gw hidup dan bebas. Dan yang pasti, bahagia”

Dari sini gw belajar bahwa bahagia itu relatif. Bahagia itu soal selera, bukan soal pilihan. Ketika pilihan-pilihan yang datang ga membuat kalian bahagia, ya uda tinggalin aja. Bahagia itu termasuk kebutuhan kita juga. Gw ga bisa bayangin bagaimana ekspresinya orang-orang yang terlalu serius, orang-orang yang melankolisnya tinggi banget. pasti gampang emosi’an. Dan ga bahagia! 

Yasudahlah, selamat buat temen gw ini yang akhirnya sadar dengan caranya sendiri. Gw BAHAGIA punya temen kaya elu.

Yasudahlah, semakin panjang tulisan ini, semakin ngelantur nanti :)

Salam,


Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33