Langsung ke konten utama

Mengampuni Yang Susah


Hari ini ( 6 April 2012), gw ketemu sama orang yang dulu pernah ngejek gw dan keluarga gw.

Jengkel,

Pengen nonjok,

Sinis,

Benci,

Ya, perasaan-perasaan itulah yang langsung beroperasi di otak dan hati gw. Jengkel banget ngeliat mukanya yang kotak kaya Spongebob, perut gendut kaya Patrick, hidung besar kaya Squidward, dan kayanya bagian tubuhnya semua persis penduduk Bikini Bottom. Hahaha

Sialan. Melantur

Oke, kembali ke topik. Ya gimana ya caranya mengampuni orang yang kita benci? Udah berkali-kali gw coba, tapi tetep aja ga bisa. Pernah ya, saking capeknya ngeladenin orang kaya gitu, gw ga keluar rumah sama sekali selama 1 bulan. Ya karena itu tadi, dia ngejelek-ngejelekin gw dan keluarga gw. Padahal ya gw ga ada masalah sama sekali sama tuh orang.  Dan berita yang dia sebarkan ke orang banyak itu ga bener. Fitnah aja. Sialan.

Mau gw datengi rumahnya, tapi ya buat apa? Malah nambah masalah nanti. Ya akhirnya gw biarin aja. Pikiran gw tetep santai. Pokoknya yang dia beritain ga bener, yauda, kenapa diurusin?  Anggap aja “dia orang yang iri sama apa yang sudah gw raih”. Udah, simple like that! Dan semakin bertambahnya waktu, orang-orang yang dulu termakan sama omongannya dia akhirnya sadar dan minta maaf ke gw. Yauda gw maafin. Mereka kan korban orang yang tidak suka sama gw. Jadi ya gampang untuk maafinnya. 

Yauda deh, tiba-tiba di part ini mood menulis lagi memburuk. Mungkin karena perasaan-perasaan negatif itu mungkin ya. Jadi ga mood.

Yasudahlah, lupakan. 

Salam,


Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33