Langsung ke konten utama

harmoni keputusan


Hari itu, minggu 2 Februari 2013, mungkin menjadi hari yang biasa- biasa aja buat kebanyakan orang. Hari yang bisa dipakai bersama keluarga mereka setelah 6 hari full bekerja. Tapi, gak buat gue. Hari itu adalah hari dimana gue sudah mendapatkan keputusan yang tepat untuk hidup gue. Keputusan yang nantinya mengantarkan gue untuk menjadi orang sukses (amen).
Seperti postingan gue sebelumnya, keputusan yang gue ambil ini udah gue pertimbangin matang-matang. Jujur, gue sering salah ambil keputusan. Keputusan-keputusan yang salah itu gue ambil karena gengsi sama temen-temen gue, merasa minder dengan kondisi keluarga gue yang (hampir) broken. Sehingga sering gtu ya gue ga mempertimbangkan dan melihar resiko dari keputusan yang gue ambil. Sering gue ngeraa bersalah karena nambah beban keluarga gue. Cool shit!
Tapi, gue mohon doanya. Tuhan itu baik. Dia udah ngerancang hidup gue. Terselip sesuatu yang indah dari-Nya di belakang sana buat gue. Gue udah bisa liat itu. Sekarang cuman langkah apa yang harus gue lakuin, sehingga yang bisa gue liat itu bisa gue ambil dan dekapin dalam diri gue. Ga Cuma bengong bengong kaya seorang ga punya masa depan.
Thanks lah buat Tuhan buat instrumen kehidupannya yang indah buat gue ini. akhirnya gue uda bisa ngambil keputusan yang “pas”, ga “fals” lagi. Instrumen-instrumen yang fals masih gue cari not-nya supaya bener dan ga fals lagi. Okesip
  


kejadian tanggal 2 Februari, baru sempet nulis tanggal 10 Februari pukul 00:23 :)

Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Menuai

“Sabarmu panjang, tuaianmu ya pasti besar” Begitu kira-kira isi pesan Whatsapp yang saya terima menjelang maghrib dari pacar saya, Si Grace. Hati serasa plong begitu melihat isi pesan tersebut. Serasa ada yang mengingatkan bahwa apa yang saya alami sekarang ini sifatnya hanya sementara. Ya, saya percaya akan ada hal baik yang terjadi di hidup saya sebentar lagi. No excuses, just believe . ********** “ Cepat makan! Sabar juga butuh makan!” sambung si Grace dengan emoji marah. Ah iya saya lupa, sabar juga butuh makan ternyata.