Entah
ini perasaan saya saja atau bagaimana, tapi katakanlah bahwa saya rindu dengan
musik-musik di jaman saya kecil dulu. Jaman-jaman saya SD, hingga SMP. Yang
paling saya ingat ya musik-musik dari DEWA 19, kemudian LA LUNA, ada lagi dari
RAMA, ELEMENT, JIKUSTIK, PADI dan banyak band-band jaman dulu yang musiknya
bisa dinikmati. Sampai sekarang bahkan. Pernah beberapa kali ketika saya ke
cafe dengan para kawan, band dari cafe tersebut menyanyikan lagunya JIKUSTIK
yang judulnya Setia. Masih enak didengar, masih syahdu, dan yang pasti masih
layak disebut lagu. Keren.
Saya
agak prihatin dengan musik-musik yang berkembang di khalayak ramai jaman
sekarang. Agak mendayu-dayu kemayu lah kalau boleh saya bilang. Mulai ada
boyband, girlband. Ya memang boleh lah inovasi di dunia musik. Tapi ya tidak
seperti cacing kepanasan yang berjoget ria kesana kemari dengan bermodal
tampang saja. Dipikir pantas gitu itu? Gak!
Saya rindu dengan band-band
Indonesia yang lewat karyanya bisa membius banyak orang. Tapi di jaman
sekarang, harapan saya tersebut sepertinya hanya tinggal mimpi saja. Para
label-label musik terbesar di Indonesia sepertinya hanya mencari untung saja di
jaman sekarang. Mencari musisi-musisi instan bermodal tampang yang karyanya
hanya bisa dinikmati dalam rentang waktu sebentar saja. Tidak memikirkan
kualitas, hanya memikirkan kuantitas. Duh.
Lagu-lagu
jaman dulu itu enak. Klasik. Coba saja kamu dengarkan lagu dari La Luna yang
judulnya “Selepas Kau Pergi”. Byuhhh! Berkualitas
banget lah lagunya menurut saya. Liriknya ringan, musiknya easy going, pun ditambah suara vokalisnya yang mewakili perasaan
sebagian remaja Indonesia yang galau gara-gara ditinggal pacarnya. Hehehe. Atau
lagu dari Element yang judulnya “Cinta Sejati”. Keren lah. Liriknya masih bisa
didengarkan sampai sekarang. Pun juga masih bisa dirasakan oleh sebagian orang
sampai sekarang.
Kalau
boleh saya bandingkan, band-band terkenal jaman sekarang masih kalah
kualitasnya dengan band-band Indie yang berkarya tanpa dukungan pihak label
manapun. The Banery misalnya. Musik mereka menurut saya sangat bagus
dibandingkan lagu milik SMASH. Atau band indie lain bernama Cigarettes Nation. Atau
THE SIGIT. THE SIGIT pancen juancuk’an!
(maksudnya saya misuh ya karena lagu dari THE SIGIT enak). Coba browsing aja lagu
mereka dan download. Saya jamin kamu setuju dengan pendapat saya yang
mengatakan bahwa band indie kualitasnya lebih baik dibandingkan band-band
abal-abal itu. Hingga membuat saya misuh-misuh sendiri.
Sekali
lagi ya, saya rindu dengan musik-musik yang mengiringi pertumbuhan saya dulu
kala. Bukan musik saja sih sebenarnya. Masih banyak kenangan-kenangan masa lalu
yang saya rindukan hingga sekarang. Mainan misalnya. Dulu kalau ingatan belum
selingkuh dari saya, mainan jaman saya kecil sederhana sekali. Main petak umpet
dengan teman-teman kampung, atau main kelereng, layangan pun juga tak luput
dari hidup saya. Kalau jaman sekarang, anak-anak seusia SD belum main Facebook
dan Twitter mah udah dianggap kuno. -.-*
Anak jaman betul ya.
Ya,
itulah perasaan rindu saya. Mungkin kamu juga pernah mengalami perasaan macam
yang saya alami ini. Jaman berkembang pesat ya ternyata. Tak bisa disalahkan
dan tak bisa dihindari perkembangan jaman itu. Namun, perkembangan ini menurut
saya semakin menggerus kesederhanaan orang-orang tentang konsep bahagia. Dulu,
bahagia itu sederhana. Bermain layangan sambil sambit-sambitan dengan layangan sebelah itu saja sudah disebut kebahagiaan.
Sekarang? Malah dianggap kuno kalau masih main layangan. Haduh haduh. Dan yang
lebih memprihatinkan lagi, sepertinya orang-orang jaman sekarang sibuk mencari
kebahagiaan. Mereka bekerja keras dengan harapan mendapatkan uang yang banyak
agar bisa membeli semua keinginan mereka. Itulah yang membuat mereka tampak
tidak bahagia. Padahal, kalau mereka mengijinkan pikiran mereka untuk mengingat
kenangan masa lalu, pasti mereka akan bahagia. Ya karena itu tadi, bahagia itu
memang sederhana. Tak munafik dan tak sulit mendapatkannya :).
Salam,
Komentar