Kesialan
selalu datang disaat yang tidak terduga-duga
Istilah
lainnya, apes disaat yang tidak memungkinkan untuk apes.
Itu
yang terjadi di saya. Bulan ini banyak sekali pengeluaran yang harus saya
lunasi karena kesialan yang datang bertubi-tubi.
Pertama,
motor kesayangan saya, BeatBlue ( karena
bermerk Beat dan berwarna biru ) hampir saja digondol tangan-tangan nakal
di awal bulan Februari ini. Padahal saya sudah mengunci ganda motor tersebut.
Jadi ceritanya, setelah membeli kopi di warkop depan gang menuju kost’an, saya
kembali ke kost dan meninggalkan motor kesayangan saya di depan kost yang
kebetulan pagarnya tidak dikunci kembali oleh salah satu pengunjung warga kost.
Byur Byur, saya
tinggal mandi 5 menit, kemudian bersiap menuju ke kampus.
Ndilalah, saat hendak berangkat menuju kampus, kunci tidak mau
masuk ke ( apa ya namanya ) ya
pokoknya ke tempat memasukkan kunci di sepeda motor tersebut. Setelah saya
check, eits ternyata bagian dalam
tempat tersebut sudah rusak. Aishh, kurang ajar betul si maling tersebut.
Mungkin dia sengaja merusak bagian dalam tempat tersebut supaya bisa mengambil
motor saya. Dugaan saya, si maling
merusak tempat memasukkan kunci tersebut dengan benda-benda tumpul tapi maknyuss, seperti obeng ataupun palu.
Duh, gara-gara kejadian tersebut,
saya terpaksa mengganti bagian dalam kunci tersebut. Harganya fantastis untuk
anak kost seperti saya, Rp 250.000,00 plus biaya tambahan untuk orang yang
memasang kembali tempat tersebut. Jadi total Rp 270.000,00 harus saya keluarkan.
Eala, dandiancok tenan kok!
Kemudian,
kesialan kedua, yakni saya kena tilang polisi (lagi). Peristiwa tilang menilang
kali ini harus saya hadapi bersama karib saya yang baru saja membuat blog juga
(hehehe), Beny. Ceritanya waktu itu kami berdua hendak mengunjungi ayah Beni
yang dirawat di salah satu rumah sakit di Malang. Saya pun kebagian menyetir.
Nah, saat sampai di salah satu perempatan besar yang saat itu sedang terjadi
perpindahan lampu dari hijau ke merah ( saya tidak tahu nama perempatannya,
yang pasti perempatan besar ini dekat dengan SMAK COR JESU, Malang), Beny
menyuruh saya menerobos lampu merah tersebut. Gobloknya saya, saya mengikuti
anjuran tersebut. Aish, dasar beny si provokator sih. Selalu berhasil membuat
saya terbujuk di saat-saat genting.
Tapi karena
dari arah lain sudah maju, saya terpaksa mengerem. Posisi saya mengerem pun
sudah melewati batas zebra croos yang
biasanya ada di depan lalu lintas itu loh. Alhasil, saya pun memundurkan
sedikit demi sedikit sepeda motor saya itu. Lah
kok apes, di samping lalu lintas tersebut ada pos polisi yang sedang ada
penunggunya (maksudnya ya si polisi itu sendiri). Akhirnya, kami berdua pun
ditarik dan melakukan sidang di tempat langsung.
Kami berdua pun
dikenai tilang Rp 100.000,00. Haduh haduh, dasar Beny jancuk sih. Dan dasar saya juga sih, goblok karena mengikuti
bisikan setan si Beny. Akhirnya saya pun membayar tilang di tempat dengan
meminjam uangnya si Beny. Cuk deh!
Tapi, ada satu
hal yang bisa saya banggakan lah di bulan Februari yang menurut saya sial ini.
Hal membanggakan tersebut ialah, saya akhirnya bisa membeli IPHONE 4S dengan
uang saya sendiri.
HUAHUAHUAHUA ( TERTAWA BAHAGIA!!!)
Tapi, IPHONE 4S
tersebut tidak sebanding dengan kesialan yang menghampiri saya. Hiks.
Atau mungkin,
ini karma ya karena saya sok-sokan memakai IPHONE 4S?
Ah sudahlah,
yang penting kata Beny,
“Semua bulan itu baik adanya”
“Tapi jadi ga baik karena bisikanmu, cuk!” balas
saya.
Hahahah.
Berkah dalem,
post scriptum : Hurrayyy, akhirnya ada lagi kawan karib yang membuat blog. Beni namanya. Bangga sekali dengan kota kelahirannya, Blitar. Hitam, tak kunjung putih. Sempat putih hanya disaat memakai bedak. Dan hanya diam saat tidur. Saat dia hidup, hati-hati tangannya bakal menjahili kamu kamu. Saya sering jadi korbannya. Cuk deh. Ya, saya bahagia lah intinya dia serius membuat blog. Kalau ingin tahu alamatnya, lihat disini
Komentar