Ini Beni, cengengesan mulu :))) |
Saya
tak pernah mengetahui sosok pria berponi pinggir ini sebelumnya. Namanya
Benydiktus Yoga. Produk Blitar asli yang saya temui 5 tahun silam. Tepatnya
ketika kami berdua sama-sama masuk ke Seminari. Anggapan pertama saya kepadanya
adalah “Bah, cupu sekali anak ini”.
Bagaimana tidak cupu, ketika pertama kali bertemu, rambutnya belah tengah,
lengkap dengan kacamata minusnya yang besar. Persis seperti gerombolan anak
cupu yang ada di game “Bully”. Plek!
Namun,
anggapan saya itu salah. Dibalik dandanannya yang sederhana itu, tersimpan
banyak talenta yang dia simpan. Pertama kali yang ditunjukkannya adalah bermain
basket. Ya dia jago sekali bermain basket. Three
point-nya sudah pantas masuk ke NBA di Amerika sana. Dribling-nya terarah, shootingnya tegas. Pantas saja dia pernah
masuk ke salah satu klub basket ternama di Blitar, Pelangi.
Bukan
hanya itu saja, masih banyak kejutan-kejutan yang dia buat. Dia pernah mewakili
kotanya untuk bertanding catur, kemudian dia pandai sekali bermain semua alat
musik. Pintar dalam pelajaran. Masak pun dia bisa. Bahkan, nyuci sempak
teman-temannya pun dia mau! (heeeeeehhhh??!!???). Ya tidak sebegitu alaynya lah
ya. Yang terakhir itu hanya khayalan saya saja. Hehehe.
Pantas
saja, dia pernah berkata begini kepada saya,
“Wong wong iku loh lik muesti ngeyek aku kok.
Koyok kanca-kancaku iku. Ndelok aku main bass, kaget. Ndelok aku iso basket,
kaget. Ndelok aku main futsal ae loh kaget. Peh, ngene iki malih sungkan aku.
Mosok yo gara-gara penampilanku yo?” cerita dia kepada saya.
Saya pun menjawab,
“Penampilanmu seh cupu. Kasian” balas
saya setajam silet. Hihihi.
Beny
seorang yang menyenangkan. Ramah. Tegas dengan kata-katanya. Berprinsip.
Bijaksana. Humoris pula. Tak ada dari sifat-sifat menyenangkan ini yang membuat
dia ditolak seorang wanita. Dia sering kali pamer kepada saya. Tepatnya ketika
mulai kuliah
“Peh, sakjane akeh
sing nyenengi aku ndek kampusku kuwi, tapi aku jual mahal” katanya dengan
sombong.
Tuh kan, cengengesan lagi. Hahaha :))) |
Saya
pun tidak kaget. Memang menyenangkan berteman dan mempunyai kawan macam Beni
ini. Sering saya bertukar pikiran dengan dia. Berbagi cerita. Pun juga
saran-saran dari dia memang bijak dan ada benarnya. Anak yang pada dasarnya
pemalu, ketika bertemu Beni pasti tidak akan malu lagi. Ya karena itu tadi,
Beni malu-maluin. Hihihi. Terkadang, dia juga menelepon saya. Ketika saya
tanyakan, dia berkata
“Gak popo lik, bonusan
pulsaku eman” katanya
Bukankah asu gitu itu? Seorang
teman menelepon kawannya hanya karena tidak ingin rugi dalam hal pulsa? Sempak.
Hehehe. Tapi saya juga merasa tersanjung ditelepon orang semultitalent Beni. Saya tak pernah meneleponnya. Ya karena saya
tidak punya pulsa. Hahaha.
Beni, kiri sendiri, dan saya sebelahnya Beni yang bertopi. |
Kalau ingatan belum berkhianat,
dulu semasa di asrama dan ketika Beni tidak bisa tidur, ia tiba-tiba datang ke
kamar saya. Lalu duduk di sebelah saya. Tidak berbicara apa-apa. Hanya
cengegesan macam orang gila. Semacam minta ditanya “kenapa Ben?”
Biasanya kalau saya sudah
bertanya seperti itu, dia hanya menjawab “gak pa pa” sembari pergi meninggalkan
kasur dan kembali ke kamarnya. Dasar aneh.
Terakhir kali saya bertemu
dengannya 2 minggu yang lalu, ketika kami berdua sama-sama mengikuti lomba
Paduan Suara di UNAIR. Dia datang dengan gerombolan kawan-kawan yang lainnya. Dan
ketika bertemu saya, dia tetap saja cengengesan. Hahaha. Dan tahukah kamu? Dia
dan kawan-kawannya berhasil menyabet juara 1 di lomba itu. Hebat bukan? Ya,
teman-teman saya memang hebat semuanya.
Sekarang ini, Beni masih kuliah
di Universitas Brawijaya sana. Mengambil Teknologi Pertanian. Sama jurusannya
dengan pacar saya, Fitri. Nah, Fitri yang dulu takut bertemu dengan Beni,
sekarang saja bisa berkawan baik. Ya mungkin karena sikapnya Beni yang
malu-maluin ya? Hahaha. Pun juga dia aktif di berbagai kegiatan. Terlebih di
Paduan Suara dan kegiatan lainnya. Dan dengar-dengar, dia sedang dekat dengan
seorang perempuan berinisial “Y”. Mungkin nama aslinya “Y Y Y LALALA” seperti
yang di Dahsyat itu. Hahaha.
Saya tentu senang sekali dengan
keberhasilan teman-teman saya. Terkhusus Beni ini. Belum ada sampai sekarang teman
saya yang seperti Beni ini. Saya hanya bisa mendoakan semoga teman saya yang
satu ini diberi kelancaran oleh Tuhan. Pun juga untuk teman-teman saya yang
lainnya. Semoga mereka mampu menaklukkan dunia ini dengan apa yang mereka
inginkan.
Lahhh, kenapa jadi sok bijak
begini? Hahaha.
Saya, pojok kiri dan Beni yang berbaju belang hitam putih. |
Huahuahuahua :))))... Beni gendeng! |
Salam,
Komentar