Langsung ke konten utama

Cium Pantat Saya, Justin Bieber!

"Berperilaku Buruk, Justin Bieber diusir dari Hotel Mewah di Perancis"

Itulah artikel pertama di hari ini yang saya baca. Ketika membaca berita ini, apalagi ngebaca judulnya saja, saya udah ilfell sendiri.  Seorang selebritis dunia diusir gara-gara kelakuannya. Layaknya tikus di rumah saya yang tiap malam selalu membongkar lemari makanan saya. Tak bermoral! Jancuk pokoknya buat orang yang ga kenal toleransi.

Kalau mau baca beritanya, bisa klik disini.

Saya senang dan suka dengan beberapa lagu Justin Bieber, tapi tidak terlalu addict. Nah, dari berita ini, saya akhirnya bisa menyimpulkan bahwa semua orang di dunia ini sama saja derajatnya. Baik selebritis dunia, Presiden, selebritis tanah air, musisi, pemulung, pengamen, bos, dan lain-lain itu semuanya sama, cuma memang, nasib aja yang membuat derajat itu terlihat berbeda. Di luar sana, masih banyak yang punya suara bagus, tampang kece kaya Justin Bieber, bahkan melebihi Justin Bieber. Mau tahu contohnya? Ya saya ini :p Hehehe

Seandainya semua orang dikasih kesempatan terkenal seperti Justin Bieber, pasti bakal rusak semua. Sudah patennya ketika orang mulai berada di puncak kesuksesan, dia lupa segalanya dan memandang rendah yang dibawah. Mereka lupa dengan orang yang pernah memberinya pinjaman uang alias ngutang, lupa dengan orang yang selalu mendukung dia. That's why, menjadi seseorang yang sangat kaya dan seorang yang sangat miskin itu tidak sepenuhnya menyenangkan. Semua bagian telah mendapat porsi kesulitannya masing-masing. Kalau boleh memilih, saya memilih menjadi orang yang sedang-sedang saja. Asalkan bahagia dan mampu menghargai orang lain.

Tulisan ini bukan berarti saya menjelek-jelekkan si rambut pirang bibir pink, Justin Bieber. Ini hanya sekedar pendapat saya saja mengenai artikel di atas. Hehehe :).

Oh iya, salam jancuk dan jari tengah buat orang yang tidak mengenal toleransi! Walaupun dia sudah kaya!. Jiamput :)

Komentar

Favorites

Makna

Tahu tidak apa yang paling penting di dunia ini? . . Mempertahankan, bukan mendapatkan. Berlaku untuk seluruh aspek kehidupan. Mulai dari karier, rejeki, Dan juga cinta… Hargailah hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Orang orang yang memperjuangkan dan kamu perjuangkan, Barang-barang keinginan yang kamu dapatkan dengan susah payah, Rawat dan hargailah apa yang kamu dapatkan sekarang ini, karena sebelum kamu mendapatkannya, kamu pernah menginginkannya, atau bahkan mendoakannya. Dan saya percaya, dari situlah kita belajar untuk menghargai hal hal yang kecil.

Realistis

Banyak yang bilang “realistis saja”. Banyak juga yang pesimis dengan apa yang saya lakukan saat ini. Mereka nyatanya tidak tahu arti sebenarnya dari “usaha”. Usaha bukan hanya meliputi “apa yang akan dihasilkan dan apa yang sedang dilakukan” Melainkan juga ; “Apa yang sudah dikorbankan?” “Apa yang sudah dikeluarkan?” “Apa keinginan yang sudah lama ditahan?” “Apa yang sudah dipasrahkan?” Dan ini inti yang paling penting ; “Apa sudah didoakan?” Hal hal seperti itu yang sepertinya luput dilihat oleh mereka mereka yang underestimate dengan usahamu. Ketahuilah, bahwa sejatinya mereka juga tidak ingin bekerja setiap hari. Yang ada di pikiran mereka sekarang adalah sibuk mencari laba dan untung, tapi dengan cara menindas sesame. Memang cepat dapat, tapi juga cepat hilang.                 Saya sendiri kadang juga takut. Merasa sendiri? Setiap hari saya merasa sendiri. Yang saya yakini sampai s...

Sambil tak Henti-Hentinya Berharap

Terima kasih atas segala energiku yang kuhabiskan untuk bersabar, berdoa, menunggu, sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas badan ini yang tahan terhadap gempuran angin malam sepulang dari gereja, hujan badai yang deras maupun rintik, panas yang menyengat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih atas waktu dan kesempatan yang mempertemukanku dengan partnerku saat ini, yang tak segan dan berani mengajakku yang notabene tidak bisa apa apa ini untuk membuka usaha (semoga lancar kedepannya) sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih untuk orang orang hebat di belakangku. Mama, Grestikasari, Ojik, Clemen, Gerald dan Papa yang menempaku untuk hebat sambil tak henti-hentinya berharap. Terima kasih Tuhan Yesus, Terima kasih Semesta, Terima kasih Harapan, Sambil tak henti-hentinya berharap. Surabaya, 19 Februari 2019 Kaospolosclub Office Jl. Ngagel Jaya Barat No.33